Para peneliti dari Edith Cowan University mengatakan, tes darah dapat membantu dokter mendeteksi kanker kulit pada tahap awal sehingga lebih mudah untuk diobati.
"Pasien yang memiliki melanoma yang terdeteksi pada tahap awal, memiliki peluang hidup selama lima tahun antara 90 sampai 99 persen. Bila terlambat dideteksi dan terlanjur menyebar ke seluruh tubuh, tingkat kelangsungan hidup selama lima tahun tinggal kurang dari 50 persen," ujar peneliti utama Pauline Zaenker.
Melanoma biasanya diidentifikasi oleh dokter secara visual dan penanganannya hanya dapat dilakukan dengan pembedahan eksisi dan biopsi.
Metode tes darah yang baru dikembangkan ini bekerja dengan menguji auto-antibodi yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan melanoma.
"Tubuh mulai memproduksi antibodi ini segera setelah melanoma pertama kali berkembang. Inilah cara kami dapat mendeteksi kanker pada tahap awal, dengan tes darah ini," kata Zaenker.
Para peneliti mengidentifikasi kombinasi 10 antibodi dari 1.627 jenis berbeda yang mengindikasikan adanya melanoma.
Penelitian yang masih dalam tahap awal ini sudah terbit di jurnal Oncotarget pada Rabu (18/7/2018). Ahli melibatkan 105 pasien dengan melanoma dan 104 orang sehat. Tes darah mendeteksi melanoma stadium awal pada 79 persen kasus.
Langkah selanjutnya adalah melakukan uji klinis lebih lanjut untuk memvalidasi temuan tersebut, yang diprediksi bisa memakan waktu sampai tiga tahun.
"Jika berhasil, kami berharap dapat memiliki tes yang siap digunakan di klinik patologi sesegera mungkin," kata Profesor Mel Ziman dari Melanoma Research Group.
"Tujuan utama tes darah ini adalah untuk memberikan kepastian diagnostik yang lebih jelas sebelum biopsi dan untuk pemeriksaan rutin orang-orang yang berisiko melanoma lebih tinggi. Seperti mereka yang memiliki banyak tahi lalat atau mereka yang memiliki kulit pucat atau riwayat penyakit dalam keluarga," katanya.
Melanoma adalah jenis kanker kulit yang paling mematikan dan paling umum yang disebabkan terutama melalui paparan sinar UV dan sinar matahari. Australia memiliki tingkat melanoma tertinggi kedua di dunia setelah Selandia Baru, dengan 14.000 diagnosis baru dan hampir 2.000 kematian setiap tahun.
https://sains.kompas.com/read/2018/07/19/213200823/ilmuwan-australia-kembangkan-tes-darah-yang-bisa-deteksi-kanker-kulit