Kesimpulan itu ditemukan oleh ilmuwan California setelah menganalisis hasil survei tahun 2015. Mereka mengevaluasi kebiasaan bermain internet terhadap lebih dari 2.500 remaja berusia 15 sampai 16 tahun selama dua tahun.
Semua responden yang terlibat dalam penelitian tidak memiliki gejala gangguan ADHD di awal penelitian. Setidaknya perilaku mereka sesuai dengan standar Buku Petunjuk Diagnosis dan Statistik Gangguan Mental.
Sekitar setengah remaja dalam penelitian mengaku sering memeriksa akun media sosial beberapa kali dalam sehari dan menjadikan aktivitas ini sebagai kebiasaan.
Selain memantau media sosial, kegiatan lain seperti berkirim pesan, streaming video, atau mendengarkan musik online juga diukur dalam penelitian ini.
Sekitar 50 remaja mengaku melakukan aktivitas tersebut setiap hari.
Setelah enam bulan, sekitar tujuh persen remaja menunjukkan gejala terkait ADHD. Ahli yakin, hal tersebut berhubungan dengan seringnya menghabiskan waktu dengan internet.
Adapun gejala yang ditunjukkan antara lain mereka menjadi sulit mengendalikan fokus, sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas, dan mudah terusik dengan gangguan kecil sekalipun.
Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal JAMA, Selasa (17/7/2018), media sosial dan internet disebut sebagai sesuatu yang sangat mudah mencuri perhatian manusia, dan membuat konsentrasi terpecah.
"Ini bisa dibilang sebagai studi pertama yang menghubungkan media digital modern dengan peningkatan risiko ADHD," kata Adam Leventhal, psikolog University of Southern Caifornia kepada NPR dilansir Science Alert, Rabu (18/7/2018).
Meski begitu, penelitian ini tidak menyarankan seseorang untuk berhenti berselancar di internet atau berhenti menggunakan media sosial.
Penelitian ini hanya menyarankan agar para remaja dapat bijak dalam mengonsumsi internet.
"Prioritaskan kegiatan yang dapat memberi dampak baik untuk anak dan remaja, misalnya tidur cukup, berolahraga, dan membangun interaksi sosial dalam dunia nyata baik antara teman maupun keluarga," kata Jenny Radesky, dokter anak dari Universitas Michigan yang mengomentari studi ini.
https://sains.kompas.com/read/2018/07/18/210100523/kebanyakan-main-internet-berisiko-tingkatkan-gejala-adhd