KOMPAS.com - Sekelompok tim peneliti internasional baru saja mendeteksi sejumlah besar berlian di bawah permukaan bumi.
Tim yang terdiri dari ilmuwan Harvard, Massachusetts Institute of Technology (MIT), University of California, dan berbagai perguruan tinggi tersebut menggunakan gelombang suara untuk menemukan berlian-berlian tersebut.
Dalam laporan mereka di jurnal Geochemistry, Geophysics, Geosystems, para peneliti menemukan 1.000 triliun ton berlian yang tersebar jauh di permukaan bumi.
"Ini menunjukkan bahwa meski berlian bukanlah mineral biasa, tapi batu mulia ini cukup umum," ungkap Ulrich Faul, peneliti dari MIT dikutip dari Business Insider, Selasa (17/07/2018).
Meski jumlah berlian yang ada di sana sangat banyak, tapi menurut Faul kita tidak bisa mendapatkannya.
"Kita tidak bisa mendapatkannya, tetapi tetap saja, ada lebih banyak berlian di sana daripada yang pernah kita pikirkan sebelumnya," tegas Faul.
Penemuan triliunan berlian ini bermula dari penelitian anomali seismik yang mereka lakukan.
Gunakan Data Seismik
Para ilmuwan itu menggunakan data global dari Badan Geologi AS. Data ini yang digunakan tersebut mulanya untuk melacak asal gempa bumi.
Hasilnya, di beberapa titik kerak Bumi yang disebut cratons, gelombang suara berjalan lebih cepat dari perkiraan.
Sebagai informasi, cratons adalah bagian stabil dari kerak dan mantel Bumi yang biasanya ditemukan di bagian dalam lempeng tektonik. Cratons biasanya juga kurang padat dan lebih dingin dari bagian Bumi yang mengelilinginya.
Dirangkum dari Newsweek, Senin (16/07/2018), hal tersebut membuat gelombang suara bergerak lebih cepat ketika melaluinya. Meski cepat, gelombang suara biasanya tidak secepat seismik.
Untuk menguji materi mana yang menyebabkan gelombang suara berjalan dengan cepat melalui kawah, para ilmuwan menciptakan model-model virtual rock.
Hasilnya, hanya satu batuan virtual yang menunjukkan kecepatan yang sama dengan gelombang seismik abnormal yang bergerak melalui kawah.
Batu tersebut mengandung satu hingga dua persen berlian. Ternyata, berlian itu bermanfaat bagi cratons untuk membuatnya tetap stabil dan mencegahnya tenggelam.
1.000 Triliun Ton Berlian
Para peneliti juga memperkirakan jumlah berlian di cratons tersebut.
Untuk menghitungnya, peneliti mengasumsikan akar kratonik yang mengandung berlian dikombinasikan dengan volume totalnya di seluruh Bumi.
Dilansir dari Sky News, Selasa (17/07/2018), jumlah yang didapatkan sekitar 1.000 triliun ton berlian tersebar di 241 kilometer di bawah permukaan bumi.
Kedalaman letak berlian inilah yang membuatnya tidak bisa diambil dengan teknologi saat ini.
Bor terdalam yang pernah dibuat manusia adalah Kola Superdeep Borehole di Rusia. Lubang ini memakan waktu 20 tahun untuk mencapai kedalaman 12 kilometer.
Berlian Keluar
Namun, para peneliti tak mau studinya berhenti begitu saja. Mereka juga mencari tahu bagaimana beberapa berlian bisa keluar dari cratons.
Mereka mengatakan, letusan gunung berapi yang membawa berlian ke permukaan bumi. Gunung berapi "menciptakan" pipa kimberlite, yang dapat memuntahkan magma dan berlian.
Para ilmuwan mengatakan itu masuk akal jika berlian ditemukan di cratons. Itu karena pipa kimberlite ditemukan di tepi akar kratonik.
https://sains.kompas.com/read/2018/07/17/203300523/ilmuwan-temukan-1.000-triliun-ton-berlian-di-bawah-permukaan-bumi