"Ini kami lakukan sejak Agustus 2017. Kami bekerjasama dengan KUA (Kantor Urusan Agama)," kata dr Nur Albar .PD, Kepala Dinas Kesehtan Kota Gorontalo.
Setiap pasangan yang mendaftar ke KUA diberikan surat pengantar ke puskesmas terdekat. Setelah datang lagi dengan membawa surat dari puskesmas yang menyatakan pasangan telah menjalani konseling tes kesehatan, maka KUA baru bersedia menikahkan.
"Ini kita lakukan untuk mewujudkan generasi sehat. Target jangka pendeknya, kami juga ingin menurunkan angka kematian ibu," ungkap Nur dalam temu media bersama Kementerian Kesehatan pada Senin (16/7/2018).
Dalam tes, setiap pasangan ditapis dengan tes darah rutin, tes gula darah, tes HIV, serta tokso. Bila tak ada tokso, maka pasangan diberikan vaksinasi tokso gratis. Dalam setahun ini, pemeriksaan kesehatan sudah dilakukan pada 800 pasangan.
Nur mengaku, sejumlah kasus tuberkulosis (TB) dan HIV ditemukan lewat pendekatan tersebut. "Yang ditemukan sakit tetap menikah. Prinsipnya kami tidak membatalkan tetapi memberi saran jangan hamil dulu," urainya.
Bagi tenaga kesehatan, pendekatan ini memungkinkan melakukan follow up kesehatan lebih mudah. Bidan bisa datang ke warga untuk menanyakan atau mengajak mengecek status kehamilan. Angka kedatangan pasangan ke puskesmas pada kehamilan pertama meningkat menjadi 90 persen.
Nur mengaku ingin memperluas cakupan tes kesehatan, misalnya dengan penapisan kanker serviks, namun belum memiliki dana untuk itu.
Menurut Nur, pendekatan ini sebenarnya bisa ditiru di kota-kota besar. "Biayanya tidak mahal. Dengan tes sekarang hanya sekitar Rp 200.000 per pasangan. Itu juga sudah disediakan dananya oleh pemerintah," katanya yang juga tengah berusaha menurunkan angka perceraian di Gorontalo.
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek yang menjungi Gorontalo menyatakan, kesehatan pranikah penting. Sebelumnya dalam kunjungan di SMK Negeri 1 Limboto kemarin Nila menyatakan pentingnya wawasan kesehatan reproduksi.
"Saya bangga sekali bisa melihat siswa-siswi di sini bisa membicarakan soal reproduksi. Kesehatan reproduksi tidak boleh menjadi hal tabu. Justru harus dibicarakan. Kita tahu selama ini kita menjadi perhatian karena kasus HIV," ungkapnya.
https://sains.kompas.com/read/2018/07/17/160215523/inspirasi-dari-gorontalo-tes-kesehatan-dahulu-baru-bisa-nikah-di-kua