Metode ini menggunakan gelatin lifter atau lembar kecil dengan perekat di satu sisi yang biasa digunakan oleh penyidik TKP untuk mengumpulkan sidik jari dan bukti jejak lainnya.
Gelatin filter ini juga bisa mengangkat sidik jari yang tertinggal di sisik trenggiling. Cara ini bisa dilakukan oleh para penegak hukum di seluruh dunia untuk membantu mereka menemukan pemburu dan pedagang ilegal trenggiling.
Seperti kita tahu, hewan pemakan semut dan bersisik yang banyak ditemukan di seluruh Asia dan Afrika jumlahnya menurun drastis karena perburuan liar dan perdagangan ilegal.
Keempat spesies trenggiling Asia sudah sangat terancam punah, empat spesies Afrika kini beresiko punah juga semenjak trenggiling Asia semakin langka.
Setiap hari hampir 300 ekor trenggiling diburu, membuat mereka menjadi hewan yang paling banyak diperdagangkan di dunia.
Daging mereka dianggap lezat di China dan Vietnam, sementara sisiknya digunakan dalam pengobatan tradional Asia dan Afrika.
Adanya penelitian yang dilakukan oleh peneliti University of Portsmouth dan organisasi nirlaba Zoological Society of London (ZSL0 ini tentu membawa angin segar di dunia perlindungan satwa.
"Ini adalah terobosan yang signifikan untuk investigasi kejahatan satwa liar. Perdagangan satwa liar adalah faktor penting dalam hilangnya habitat dan spesies," kata Dr Nicholas Pamment, pengelola Unit Kejahatan Satwa Liar di University of Portsmouth.
Para ahli telah menguji teknik tersebut setelah mendapatkan sisik trenggiling dari UK Border Force. Tim kemudian menggunakan gelatin tersebut untuk mendapatkan cetakan dari sidik jari dan meletakkan pada pemindai untuk membaca sidik jari tersebut.
Hasil awal cukup menjanjikan. Gambar sidik jari terlihat hampir 90 persen jelas dan detail. Kini penjaga hutan tengah mengujinya di lapangan.
Jac Reed, teknisi forensik senior di Portsmouth mengungkap, temuan ini begitu berharga karena penggunaan teknologi yang sederhana.
"Ini penting untuk penerapan hukum di negara berkembang yang mungkin tidak memiliki akses teknologi yang baik serta peralatan forensik yang mahal," jelasnya.
Itu mengapa teknologi gelatin lifters ini merupakan alat yang menjanjikan untuk memerangi perdagangan ilegal trenggiling.
Meski begitu, Paul Thomson, ahli biologi konservasi serta pendiri organisasi nirlaba Save Pangolins yang tidak terlibat dalam proyek ini menggaris bawahi jika pemburu serta pendagang akan cepat belajar. Sehingga perlu menyiapkan teknik yang lebih inovatif lagi untuk diterapkan pada setiap langkah dalam rantai kejahatan satwa liar.
https://sains.kompas.com/read/2018/07/14/192700123/lawan-pemburu-trenggiling-ahli-kembangkan-alat-forensik-sederhana