KOMPAS.com – Pada bulan Mei lalu, dunia sains dikejutkan dengan temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature. Laporan menyebutkan bahwa gas klorofluorokarbon-11 atau CFC-11 yang sudah dilarang sejak 1987 karena melubangi ozon, meningkat jumlahnya di atmosfer kita selama beberapa tahun terakhir.
Menyusul publikasi tersebut, The New York Times melakukan investigasi sendiri dan mengungkapkan bahwa sumber dari CFC-11 adalah pabrik-pabrik busa di Xingfu, China.
Akan tetapi, beberapa pakar menyangsikan hasil laporan media asal Amerika Serikat tersebut. Mereka berkata bahwa ahwa pabrik-pabrik di Xingfu masih baru dan tidak cukup banyak untuk menjelaskan peningkatan jumlah CFC yang drastis.
Kini, laporan dari lembaga nonprofit asal Inggris, Environmental Investigation Agency (EIA), ikut mengonfirmasikan hasil laporan awal The New York Times.
Investigasi EIA yang cukup mudah, yakni sekadar melalui penelusuran di Google, mengungkapkan bahwa ada banyak perusahaan China yang memproduksi busa insulasi atau terlibat dalam prosesnya menggunakan CFC-11. EIA juga berhasil mengidentifikasikan delapan penyuplai CFC-11.
Perusahaan-perusahaan ini cukup blak-blakan dalam menggunakan gas terlarang tersebut. Dari 25 yang dikontak oleh EIA, 21 merespons balik dan 18 di antaranya mengakui bahwa mereka menggunakan CFC-11 untuk menggembungkan busa mereka.
Mereka juga berkata kepada EIA bahwa mayoritas dalam industri insulasi busa di China atau sekitar 90 persen dari total produksi di negara tersebut juga menggunakan CFC-11.
Hasil investigasi EIA mengungkapkan bahwa CFC-11 dinilai lebih mudah diproduksi sehingga lebih murah dari alternatifnya di pasaran China. Para produsen busa juga menganggap bahwa performa CFC-11 lebih baik dari alternatifnya. Selain itu, perubahan ke alternatif juga mengharuskan produsen-produsen ini untuk mengganti alat mereka yang berarti pengeluaran baru.
Akan tetapi, masalah ini bukan hanya tanggung jawab China saja. Walaupun mayoritas dari CFC-11 memang digunakan oleh produsen-produsen China, hasil campuran dari CFC-11 dan produk akhirnya juga diekspor ke negara-negara lain.
https://sains.kompas.com/read/2018/07/13/070600823/lewat-google-misteri-sumber-gas-terlarang-cfc-11-terpecahkan