Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemborosan, 35 Persen Ikan yang Ditangkap Terbuang Sia-sia

KOMPAS.com - Di balik fakta peningkatan konsumsi ikan secara global, ada sebuah ironi. Naiknya kebutuhan ikan ini nyatanya tidak dibarengi dengan pengelolaan yang cermat, sehingga berimbas pada terbuangnya sekitar 35 persen hasil tangkapan laut.

Hal ini terungkap dari laporan yang dirilis oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), Senin (9/7/2018) lalu.

Mereka menyebut jika satu dari tiga ikan yang ditangkap terbuang sia-sia karena pendingin yang dibutuhkan agar ikan tetap segar tidak berfungsi dengan baik. Selain itu, beberapa ikan juga dibuang lantaran salah jenisnya atau terlalu kecil ukurannya untuk dipasarkan.

Fakta ini adalah penyebab besar kekhawatiran akan keamanan pangan global.

"Ini merupakan bentuk pemborosan bahan pangan yang keterlaluan," kata Lasse Gustavsson, direktur eksekutif Oceana, lembaga nirlaba pemeliharaan laut di Eropa.

FAO berusaha untuk mencegah kerugian ini terus berlanjut, termasuk dengan teknik pengeringan ikan yang hasilnya memotong kerugian hampir 50 persen di danau Tanganyika di Afrika. Selain itu, perbaikan fasilitas yang digunakan untuk panen kepiting akhirnya memotong kerugian 40 persen di sekitar Samudera Hindia.

Akan tetapi, masih ada kekhawatiran lain yang berhubungan dengan naiknya konsumsi ikan.

FAO mencatat, saat ini ada sekitar 4,6 juta perahu penangkap ikan yang beroperasi di seluruh dunia. Hal ini berdampak pada penangkapan ikan yang berlebihan (overfishing) selama 40 tahun terakhir, serta bertambahnya limbah yang akan menganggu lingkungan.

"Krisis pengambilan ikan yang berlebihan akan sulit dipecahkan. Namun, kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan tentunya dapat membantu mengubah kondisi ini," tutur Daniel Pauly, peneliti dari Sea Around Us.

Namun di sisi lain, tren bertambahnya konsumsi ikan tersebut menunjukkan hal yang positif. FAO menyebutkan jika produksi ikan telah naik ke level atas, yang saat ini rekor budi daya ikan terbesar dipegang oleh negara China dengan lebih dari separuh ikan konsumsi di dunia berasal dari budi daya ikan di China.

Laporan FAO kemudian memprediksi bahwa budi daya ikan akan terus berkembang dan hampir 20 persen lebih banyak ikan akan dikonsumsi pada tahun 2030.

"Sejak tahun 1961, pertumbuhan global konsumsi ikan per tahun dua kali lebih tinggi dari pertumbuhan populasi. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perikanan sangat penting dalam mewujudkan tujuan FAO agar dunia bebas dari kelaparan dan kekurangan gizi," jelas Jose Graziano da Silva, direktur jenderal FAO.

Meski demikian, tetap harus ada pengawasan yang ketat terhadap budi daya ikan agar tidak merusak kelangsungan hidup ekosistem lautan. Sebab, budi daya ikan juga bisa membahayakan populasi ikan liar di lautan. Sebagai contoh, beberapa ikan budi daya diberi makan berupa makarel atau sarden yang ditangkap di laut bebas.

https://sains.kompas.com/read/2018/07/12/191000923/pemborosan-35-persen-ikan-yang-ditangkap-terbuang-sia-sia

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke