KOMPAS.com - Dalam enam tahun terakhir, enam bayi di Australia meninggal karena sifilis. Padahal, penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual ini sebenarnya hampir pernah punah di awal tahun 2000-an.
Di tahun 2008, dua kasus sifilis ditemukan di Queensland. Sekarang, 10 tahun kemudian, lebih dari 1100 kasus sudah tercatat diidap oleh warga di sana, dengan adanya tambahan 200 kasus baru setiap tahun.
Jumlah penderita terus meningkat, padahal obat yang tersedia yaitu penisilin, mudah didapat dan efektif untuk mematikan bakteri tersebut.
Dr Darren Russell yang bekerja di sebuah klinik di kota Cairns, sekitar 1680 km dari ibukota Queensland, Brisbane mengatakan situasi terkait hal ini sekarang boleh disebut 'tidak terkendali'.
"Jadi dari hampir musnah, sifilis ini sekarang menjadi salah satu epidemi terbesar dalam tahun-tahun terakhir." katanya.
"Di sini kita memiliki alat uji yang bagus, perawatan yang baik namun kita masih tidak berhasil mencegah penyebarannya."
"Saya prihatin ini masih terus menyebar."
Mulai Menyebar
Wabah ini dimulai dari komunitas aborigin suku Doomadgee, di Gulf of Carpentaria, pada tahun 2011. Saat itu, muncul beberapa kasus terkait sifilis.
Sayangnya, di saat yang sama, dana untuk jasa layanan kesehatan seksual di seluruh Queensland dipotong oleh pemerintah pimpinan Menteri Utama Campbell Newman.
Para pekerja kesehatan mengatakan hal ini menyebabkan kesempatan untuk menghilangkan sama sekali bakteri tersebut tidak dapat diwujudkan.
Jumlah kasus sifilis kemudian meningkat dengan cepat dan tidak bisa dikontrol. Salah satu alasannya karena kebiasaan warga aborigin yang melakukan banyak perjalanan.
Wabah ini kemudian menyebar di berbagai wilayah di Queensland, masuk ke negara bagian Northern Territory dan juga ke Ausrtalia Selatan dan Australia Barat.
Pekerja kesehatan mengatakan tindakan yang dilakukan untuk memberantas penyakit tersebut sudah beberapa tahun terlambat. Hal yang sama juga diakui oleh Menteri Kesehatan Warga Aborijin Ken Wyatt.
Diperlukan waktu paling sedikit lima tahun sejak dimulainya wabah bagi pemerintah negara bagian dan pemerintah Federal Australia untuk memberikan dana khusus guna mengatasi wabah sifilis.
Di tahun 2016, pemerintahan Queensland dibawah Menteri Utama Anastasia Palaszczuk menjanjikan dana $AUD 15,7 juta bagi peningkatan kesadaran akan sipilis dan juga uji klinis.
Menulari Bayi
Sekarang wabah ini sangat berbahaya bagi perempuan hamil, yang akan menularkan infeksi itu kepada bayi yang dikandungnya.
"Tingkat kematian bayi adalah 50 persen dalam situasi seperti ini." kata Dr Russell.
"Dan bila bayinya berhasil dilahirkan hidup, ada potensi masalah jangka panjang seperti kebutaan, tuli dan masalah kerusakan otak."
Tes darah untuk mengetahui adanya bakteri tersebut sangat dianjurkan, namun keberhasilannya tidaklah besar.
Menurut seorang pekerja kesehatan yang banyak menangani warga aborijin Neville Reys, tes darah dan kemudian pengobatan sering kali terhalang karena rasa malu dan stigma.
"(Membahas) ini hampir seperti tabu dan warga tidaklah mau mengakui bahwa mereka mengidap sipilis ada faktor malu di sini." katanya.
"Sifilis bisa tidak terdeteksi selama enam bulan sebelum kita bisa melihat reaksinya, dan selama itu, seseorang bisa saja memiliki banyak perilaku seksual, sehingga wabah ini bisa menyebar dengan mudah."
https://sains.kompas.com/read/2018/07/11/123200523/6-bayi-jadi-korban-wabah-sifilis-merajalela-di-australia