Amir Hamidy seorang ahli herpetologi dari LIPI menjelaskan, cecak yang baru mereka temukan adalah cecak jari lengkung atau Cyrtodactylus tanahjampea. Ini adalah spesies cecak jari lengkung ke-36 di Indonesia.
"Jenis cecak jari lengkung di Indonesia saat ini menjadi 36, kalau di dunia jumlahnya ada 233 jenis," kata Amir kepada Kompas.com, Kamis (5/7/2018).
Amir menceritakan, cecak itu pertama kali ditemukan pada 2010 saat ia sedang melakukan ekspedisi bersama sejumlah ilmuwan di Sulawesi Selatan.
"Butuh bertahun tahun untuk memastikan cecak itu spesies baru. Dan di tahun 2018, akhirnya kita yakin bahwa cecak itu jenis baru," katanya.
"Karakter cecak ini endemik dan kerabat yang paling dekat adalah cecak dari pulau Halmahera, yaitu Cyrtodactylus halmahericus," tambahnya.
Dari hasil penelitian yang terbit di jurnal Zootaxa tahun 2018, keunikan cecak ini terdapat pada bagian sisiknya.
"Kalau kita amati lebih detail, bagian tengah dari sisik-sisik cecak sedikit menonjol, khususnya di bagian tangan dan kaki. Ini menjadi ciri khusus cecak Tanahjampea," katanya.
Selain sisik di kaki dan tangan, sisik di bagian samping tubuh cecak juga memiliki tonjolan di tengahnya. Lalu, bagian ekor cecak ini juga melingkar ke dalam yang berfungsi untuk bergelantungan, kata Amir.
"Perbedaan dengan cecak dari Pulau Halmahera adalah jumlah sisik di bagian perutnya. Untuk ukuran panjangnya, kedua cecak ini masuk ke kelompok sedang," katanya.
Cecak Cyrtodactylus habitatnya ada di tengah hutan atau pinggir sungai. Jumlah segmen di kaki-kakinya berbeda dengan cecak atau tokek yang sering ditemukan di rumah.
"Cecak ini tidak bisa menempel di permukaan halus, apalagi kaca. Ini berbeda dengan cecak atau tokek yang sering kita lihat di rumah. Hal ini karena pada jari kaki nomor empat jumlah segmennya 19 sampai 21 lamela," katanya.
Amir menambahkan, cecak baru ini hanya dapat ditemukan di Pulau Tanahjampea, Sulewasi Selatan.
"Lokasi pulau Tanahkampea sangat terpencil dan ini membuat cecak ini melakukan penyesuaian dengan lingkungannya, sehingga memunculkan karakter khusus, atau endemik" katanya.
Peneliti LIPI itu berharap penemuan spesies baru ini akan mendorong para ilmuwan di Indonesia untuk menggali potensi keragaman hayati yang ada.
"Saya membayangkan bahwa dengan sifat endemik cecak, 10 tahun ke depan akan lebih banyak ditemukan jenis-jenis cecak baru," katanya.
"Selain itu, saya berharap para ilmuwan di Indonesia akan terpacu untuk menjadi pionir dalam pengembangan sains dan penemuan spesies-spesies baru lainnya di Indonesia," katanya.
https://sains.kompas.com/read/2018/07/06/123200223/peneliti-lipi-temukan-cecak-jenis-baru-di-pulau-terpencil-indonesia