KOMPAS.com – Banyak orang terkejut ketika melihat video viral yang menampilkan seorang penyelam asal Inggris, Rich Horner, berenang di antara lautan sampah di Nusa Penida.
Namun, jauh sebelum adanya video itu, banyak hewan harus merasakan hal yang sama dengan Horner. Pengalaman ini bahkan berlangsung setiap hari bagi mereka.
Penelitian yang dilakukan Badan Jepang untuk Ilmu Pengetahuan dan Teknogi Bumi dan Laut (JAMSTEC) bahkan menemukan bahwa plastik telah menginvasi laut terdalam bumi.
Penelitian lain yang dipublikasikan awal bulan ini juga menemukan bahwa Antartika yang merupakan alam liar terakhir bumi telah terkontaminasi oleh plastik.
Dilansir dari situs resmi Plastic Oceans, manusia di seluruh dunia menggunakan satu juta kantung plastik setiap menit, dan membuang 8 juta ton plastik ke lautan setiap tahun.
Padahal, seperti dilansir dari National Geographic, Jumat (29/6/2018); plastik yang dibuang ke lautan tidak terputus rantainya. Ketika hancur menjadi mikroplastik, sampah manusia ini masuk ke dalam rantai makanan hingga kembali ke manusia lagi.
Sementara itu, hewan-hewan lain seperti kepiting dan burung terpaksa menggunakan plastik untuk membangun sarang mereka; dan hewan seperti anjing laut dan penyu seringkali mati karena terjerat plastik.
“Semua plastik yang dibuang ke lautan adalah kabar buruk bagi hewan,” ujar pakar patologi hewan, Ander Brownlow, yang melakukan nekropsi terhadap anak anjing laut dan menemukan plastik di perutnya kepada National Geographic.
Oleh karena itu, para pakar lingkungan pun berharap agar semua orang turut bertanggung jawab untuk mengurangi konsumsi plastik sekali pakai.
Anda mungkin tidak akan bisa hidup tanpa plastik, tetapi sekadar mendaur ulang yang bisa didaur ulang dan tidak membuang sampah sembarangan akan membantu pengurangi polusi plastik.
https://sains.kompas.com/read/2018/06/30/200800223/foto--dunia-hewan-dalam-bungkusan-plastik