KOMPAS.com – Sejak ditandatanganinya Protokol Montreal pada 1987, klorofluorokarbon atau CFC telah diilegalkan di seluruh dunia. Perjanjian ini ditandangani sejak ditemukkannya dampak burung CFC terhadap lapisan ozon, dan sejak itu lapisan ozon kita perlahan-lahan pulih.
Namun, studi baru yang dipublikasikan pada bulan Mei di jurnal Nature menemukan hal yang mengejutkan.
Satu jenis CFC, yakni CFC-11, terus bertambah jumlahnya di atmosfer kita selama beberapa tahun terakhir. Temuan ini jelas membuat dunia sains geger dan berlomba-lomba mencari sumbernya.
Misteri ini tampaknya telah terpecahkan. Media Amerika Serikat,The New York Times, mengklaim telah menemukan pelaku yang menyebarkan CFC-11. Mereka menunjuk pada pabrik-pabrik yang memproduksi busa di Xingfu, China.
Hasil investigasi The New York Times yang belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah menunjukkan bahwa ada banyak pabrik di Xingfu yang terus memproduksi dan menggunakan CFC.
Salah satu pemilik pabrik yang diwawancarai berkata bahwa dia tidak tahu kalau CFC berbahaya bagi atmosfer dan ilegal. Ketidaktahuan beberapa pemilik pabrik mengenai adanya alternatif CFC yang lebih murah dan ramah lingkungan juga mempermarah masalah ini.
Meski demikian, tidak sedikit juga yang membantah klaim The New York Times. Dilansir dari LiveScience, Senin (25/6/2018), para pakar beranggapan bahwa pabrik-pabrik di Xingfu masih baru dan tidak cukup banyak untuk menjelaskan peningkatan jumlah CFC yang drastis.
Selain itu, seperti diakui oleh The New York Times ini, pemerintah China secara aktif menggerebek dan menghentikan produksi CFC di Xingfu.
Berikut adalah laporan The New York Times.
https://sains.kompas.com/read/2018/06/30/170800823/sudah-diilegalkan-sejak-1987-kok-cfc-muncul-lagi-