Para ahli pun telah mengidentifikasi berbagai hal yang menunjukkan menikah dapat mengubah seseorang.
Secara historis, pernikahan disebut baik untuk kesehatan fisik dan mental. Banyak yang meyakini, hadirnya seseorang dalam hidup akan membawa dampak itu.
Sayangnya, fakta di balik pernikahan dapat mengubah seseorang tidak sesederhana itu. Penelitian teranyar mengungkap, hubungan antara pernikahan dengan kesejahteraan dan kesehatan lebih rumit. Ada untung dan rugi dari pernikahan.
Dilansir Business Insider via Science Alert, Senin (25/6/2018), pasangan yang telah menikah mungkin akan mengalami kenaikan berat badan. Namun kabar baiknya, pasangan yang sudah menikah terbukti berisiko kecil terserang penyakit jantung.
Perlu diingat, para ahli menekankan hal tersebut mungkin tidak dialami semua orang.
Semuanya tergantung pada individu yang terlibat, relasi, perencanaan masa depan, gaya hidup, dan lain sebagainya.
Menurut penelitian besar yang terbit tahun lalu, orang yang sudah menikah tidak selalu memiliki kesehatan yang lebih baik dibanding mereka yang belum menikah.
Studi itu mengatakan, orang yang baru menikah justru tidak melihat manfaat kesehatan secara keseluruhan dibandingkan teman sebaya yang belum menikah.
Sementara gagasan yang mengatakan menikah dapat menaikkan berat badan, peneliti melihat itu karena baik perempuan dan laki-laki cenderung kurang berolahraga setelah menikah.
Selain itu, penelitian ini juga membenarkan pasangan yang telah menikah berisiko rendah terserang penyakit jantung.
Namun perlu dicatat, pasangan yang bercerai memiliki risiko terserang penyakit jantung lebih tinggi.
Menurut survei kesehatan masyarakat Kanada, orang yang sudah menikah mengaku memiliki kesehatan mental yang lebih baik, jauh dari stres, dan minim mengonsumsi alkohol.
Namun, studi terbaru menemukan fakta berbeda terkait hal tersebut.
Di tahun pertama pernikahan, pria yang sudah menikah cenderung lebih berhati-hati dan perempuan mengalami sedikit gangguan neurotik, yakni gangguan mental yang paling ringan.
Masih dalam studi yang sama, ahli juga menemukan perempuan menjadi kurang terbuka dan pria menjadi kurang ekstrovert.
Meski demikian, para ahli memperingatkan untung dan rugi dari pernikahan tidak dapat dijadikan alasan untuk menikah atau tidak.
Seiring waktu, bagaimana pernikahan memengaruhi mental dan fisik seseorang akan menjadi lebih halus dan bisa diterima.
Jika alasan menikah hanya untuk menjadi sehat, para ahli berpikir alasan itu tidak cukup untuk memutuskan pernikahan.
Mempertahankan suatu hubungan terbukti menjadi kunci kesehatan yang baik untuk jangka panjang. Apapun jenis hubungannya.
https://sains.kompas.com/read/2018/06/26/203300023/bagaimana-pernikahan-ubah-kesehatan-fisik-dan-mental-menurut-sains