Satelit pengumpul sampah terbaru yang diberi nama RemoveDebris itu dilengkap harpun atau tombak raksasa dan jaring.
Dalam misi membersihkan 7.500 ton sampah, satelit seberat 100 kilogram itu akan mengelilingi bumi dan menyaring semua sampah.
Seperti diberitakan KOMPAS.com sebelumnya, sampah-sampaha antariksa merupakan ancaman besar bagi satelit dan pesawat ruang angkasa yang sedang bekerja, khususnya telekomunikasi.
Sampah berukuran satu sentimeter saja memiliki kekuatan energi setara dengan granat tangan. Padahal, beberapa potongan sampah bisa sebesar truk.
RemoveDebris yang nilainya lebih dari Rp 243 miliar itu sudah dibawa ke ISS pada bulan April, sebelum diluncurkan pada Rabu (20/6/2018) dengan bantuan lengan robot.
Dalam prosesnya, RemoveDebris merupakan satelit terbesar yang diluncurkan dari ISS.
"Di bulan pertama, selama satu setengah bulan kami akan menghabiskan waktu untuk memeriksa performa satelit," ujar peneliti utama dalam proyek ini Profesor Guglielmo Aglietti dari Survey Space Center, dilansir BBC Rabu (20/6/2018).
"Bila kami tahu semua sistem sudah benar, kami baru akan memulai eksperimen," imbuhnya.
Harpun kecil akan dilepaskan untuk mempelajari bagaimana perangkat tersebut bergerak dan memengaruhi pemukaan luar angkasa.
Misi pembersihan sampah lain
Dilansir Newsweek Kamis (21/6/2018), pada bulan Januari ilmuwan dari China menulis makalah yang membahas misi membersihkan sampah ruang angkasa dengan menggunakan laser raksasa.
Selain itu, pada Desember 2017 astronot telah meluncurkan Space Dabris Sensor, perangkat yang dipasang di atas stasiun luar angkasa untuk membersihkan puing-puing sampang kurang dari satu milimeter.
https://sains.kompas.com/read/2018/06/22/190200623/misi-pembersihan-sampah-luar-angkasa-meluncur-begini-cara-kerjanya