Kondisinya sangat memprihatinkan. Kedua kaki kerangka dipotong tepat di bagian lutut dan potongannya diletakan di samping tubuh.
"Seseorang sungguh tidak menyukai orang-orang ini," kata Jonathan House, seorang arkeolog dari Mola Headland Infrastructure, kepada The Guardian via Science Alert, Selasa (19/6/2018).
Kedua kerangka ini ditemukan di sebuah proyek perbaikan jalan A14 yang menghubungkan Kota Cambridge dan Huntington, Inggris, tepatnya di sebuah parit yang digunakan untuk menimbun sampah.
Ini adalah temuan terbaru dalam daftar panjang penggalian selama proyek perbaikan jalan itu berlangsung.
Hingga saat ini, kedua kerangka tersebut belum diteliti para ahli secara mendetail. Namun, dugaan sementara, kerangka tersebut berasal dari era Romawi atau periode awal Anglo Saxon, sekitar abad ke-5.
Saat ditemukan, posisi keduanya seperti membentuk huruf T dan posisi kepala saling berjauhan.
Tulang tengkorak pada kedua kerangka rusak parah. Namun, para ahli masih belum memastikan apakah luka itu yang menyebabkan kematian atau didapat setelah mereka meninggal.
Para ahli juga belum mengetahui jenis kelamin dua kerangka tersebut. Namun, para arkeolog mengatakan, kekerasan yang amat sangat kejam telah menimpa keduanya.
"Apakah (amputasi) dilakukan untuk membuat mereka tidak bisa melarikan diri dan terjebak di dalam kuburan," kata Kasia Gdaniec, seorang arkeolog senior di Cambridge County Council.
"Atau apakah mereka mencoba melarikan diri dan tertangkap lalu mendapat hukuman agar menjadi peringatan bagi semua orang, kami belum mengetahuinya" imbuhnya.
Sementara itu, para ahli juga menemukan kerangka badan tanpa panggul dan kaki di lokasi yang berjarak sekitar 50 meter.
Kerangka tersebut ditemukan di dalam dasar sumur yang dibangun pada zaman Romawi. Berdasarkan posisi kerangka saat ditemukan, para ahli meyakini tubuh korban masih utuh saat dilempar ke dalam sumur.
"Banyak orang berbicara tentang arkeologi saat masa penjajahan atau penaklukan sebuah bangsa, namun saya tidak pernah merasakan sekejam di sini," kata Gdaniec.
"Kedatangan Bangsa Romawi benar-benar membuat orang-orang di lokasi ini tunduk dan semuanya berubah. Kami tidak melihat tanda-tanda perdagangan dan simbol perdamaian di lokasi ini. Kami melihat perbudakan," tambahnya.
Tidak ditemukannya peninggalan bangunan megah di sekitar lokasi, membuat para ahli yakin bahwa lokasi itu dulunya hanya digunakan sebagai tempat persinggahan prajurit Romawi sebelum bergerak ke Tembok Hadrian.
Bukti lain yang ditemukan peneliti adalah 40 tungku dari tanah liat dan jejak pertanian intensif.
Sangat mungkin pertanian intensif dilakukan bangsa Romawi untuk mengamankan cadangan makanan prajurit dan semuanya dikerjakan oleh para budak.
Penelitian mendetail tentang kerangka tersebut, termasuk metode analisis penanggalan dan isotop, akan mengungkapkan banyak hal tentang kaum pria zaman itu dan bagaimana mereka meninggal.
Sementara itu, dalam dunia arkeologi, Mola Headland Infrastructure dikenal berkecimpung dalam penemuan-penemuan fosil manusia, khususnya peninggalan dari zaman Romawi.
Penemuan lain yang sudah ditemukan oleh para peneliti di situs seluas 350 hektar itu adalah tiga monumen pra sejarah, 12 bangunan abad pertengahan yang terbengkalai, pusat perdagangan perdagangan di zaman Romawi, kuburan kuno, kancing sabuk kuno, dan permukiman Anglo Saxon.
https://sains.kompas.com/read/2018/06/21/122800823/kerangka-ini-ungkap-praktik-perbudakan-keji-bangsa-romawi-di-inggris