KOMPAS.com – Anda mungkin sudah muak mendengar istilah Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT).
Setelah berat badan dan tinggi tubuh Anda diukur; para dokter, konsultan kesehatan, dan bahkan personal trainer sering kali mengategorikan tubuh Anda berdasarkan grafik IMT.
Padahal, IMT jauh dari sempurna dalam mengukur tingkat kesehatan individu.
Tanpa memperhitungkan kadar lemak dan komposisi otot, seorang atlet yang berotot akan jauh lebih berisiko dikategorikan kelebihan berat badan bila diukur berdasarkan IMT.
Hal ini wajar saja. IMT yang diciptakan pada 1830-an oleh seorang peneliti Belgia sebetulnya tidak ditujukan untuk mengukur individu.
Dilansir dari Business Insider, Rabu (13/6/2018); peneliti tersebut ingin menciptakan cara yang mudah dan sederhana untuk mengukur tingkat kesehatan satu grup besar hanya dengan mengetahui berat badan dan tinggi.
Daripada mengukur IMT, hasil studi-studi terbaru lebih merekomendasikan Anda untuk mengukur lingkar perut dalam mengetahui apakah tubuh Anda sudah ideal atau tidak.
Secara umum, lingkar perut untuk wanita yang ideal tidak lebih dari 87 sentimeter. Sementara itu, lingkar perut yang ideal bagi pria tidak lebih dari 101,6 sentimeter.
Jika lebih, bukan berarti Anda pasti akan memiliki angka harapan hidup yang lebih pendek.
Namun beberapa studi, seperti yang dipublikasikan pada 2012 dan melibatkan data dari 340.000 orang di delapan negara Eropa, menemukan korelasi kuat antara lingkar perut yang lebih dari ideal dan diabetes tipe 2.
Studi yang baru dipublikasikan dalam Journal of American Heart Association pada Maret 2018 lalu dan melibatkan 500.000 orang juga menunjukkan bahwa orang-orang dengan lingkar perut yang tidak ideal lebih berisiko terkena serangan jantung.
https://sains.kompas.com/read/2018/06/15/180600023/bukan-bmi-ini-cara-yang-lebih-baik-untuk-tahu-risiko-kesehatan-anda