Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Masalah Kesehatan Ini Sering Mengintai Para Pemudik

KOMPAS.com - Jelang lebaran, salah satu tradisi yang dilakukan banyak orang Indonesia adalah pulang kampung atau mudik.

Menghadapi perjalanan panjang belasan jam rela dilakukan untuk bisa berkumpul bersama dengan keluarga di kampung halaman.

Sayangnya, menghadapi perjalanan panjang ketika berpuasa bukan perkara mudah. Ada beberapa masalah kesehatan yang sering menghantui.

Dirangkum oleh Kompas.com, berikut empat masalah kesehatan atau penyakit yang sering menghantui para pemudik.

1. ISPA

Penyakit yang paling banyak ditemui saat mudik adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Penyakit ini terutama sering terjadi pada pengendara motor.

Perjalanan panjang yang harus ditempuh saat menjalani ibadah puasa membuat daya tahan tubuh lebih rendah sehingga seseorang beresiko tinggi terkena infeksi virus atau bakteri yang mengakibatkan ISPA.

"Infeksi saluran pernapasan dapat terjadi karena debu dan polusi udara di jalan, kerumunan orang yang menularkan penyakit lewat udara, serta daya tahan tubuh karena lelah," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama, Rabu (15/7/2015).

Tjandra mengungkapkan, ISPA bisa membuat tubuh menjadi lemas sehingga bisa menurunkan konsentrasi.

Hal ini berdampak buruk jika ISPA diderita oleh para pengemudi, baik roda dua, empat, masinis, hingga pilot.

Penularan ISPA juga perlu diwaspadai jika ada pasien ISPA yang terus mengalami batuk-batuk dalam perjalanan mudik dengan mobil maupun bus.

Untuk itu, penggunaan masker disarankan selama mudik terutama bagi pengendara motor dan pengguna alat transportasi umum.

"Kedua, hindari kemungkinan tertular dengan sedapat mungkin menghindari kerumunan orang banyak dan jangan kontak dengan orang yang sedang batuk pilek demam," lanjut Tjandra.

Memperhatikan asupan makanan dan kebersihan juga mutlak dilakukan oleh para pemudik untuk menghindari ISPA.

2. Infeksi Saluran Cerna dan Diare

Penyakit kedua yang sering dijumpai, yaitu infeksi saluran cerna seperti diare. Diare bisa terjadi ketika mengonsumsi makanan di pinggir jalan yang tidak higienis. Jangan lupa cuci tangan pakai sabun sebelum makan, untuk mencegah masuknya kuman penyakit.

Selain diare, masalah pencernaan biasanya juga berhubungan dengan puasa yang dijalankan selama melakukan perjalanan jauh.

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Samsuridjal Djauzi berpendapat, pola makan para pemudik ketika berbuka puasa hingga sahur harus dijaga teratur.

"Dari berbuka puasa hingga sahur yang berdurasi sekitar 10 jam, frekuensi makan bisa ditambah hingga tiga kali," kata Samsuridjal.

Banyak minum Dalam perjalanan, para pemudik wajib meminum enam gelas air putih saat sahur sehingga terhindar dari dehidrasi. Risiko dehidrasi terbesar mengintai para pengendara sepeda motor yang berpuasa dalam perjalanan mudik.

"Pemudik yang menggunakan sepeda motor, ancaman defisiensi elektrolit menjadi lebih besar," ujar dokter Spesialis Gizi Klinik Tirta Prawita Sari.

Ancaman dehidrasi terjadi ketika harus berkendara di bawah terik matahari. Ditambah lagi situasi macet yang membuat perjalanan menjadi lebih lama.

Untuk itu, Tirta mengingatkan para pemudik yang berpuasa untuk minum sedikitnya dua gelas air putih saat sahur. Dia juga mengimbau pemudik untuk menghindari makanan yang asin atau mengandung garam tinggi saat sahur seperti ikan asin, telur asin.

Pasalnya, makanan tinggi garam akan membuat Anda mudah merasa haus dan berujung pada dehidrasi.

3. Penyakit Kambuh

Sering kali pemudik mengalami kekambuhan atau perburukan penyakit yang sudah lama diderita. Hal ini terjadi karena pemudik kelelahan selama dalam perjalanan dan juga lupa minum obat yang seharusnya rutin.

"Siapkan obat-obatan rutin yang dibutuhkan dan harus diminum selama macet dijalan. Jangan sampai, obatnya ada di kopor di bagasi yang sulit dicari. Jangan lupa juga untuk diminum di kampung halaman," ujar Tjandra.

Ada baiknya, sebelum berangkat mudik, berkonsultasi dulu dengan dokter mengenai penyakit kronik yang diderita dan obat-obatan apa yang baik dikosumsi selama mudik.

Jika merasa penyakit Anda kambuh, segera beristirahat dan hentikan sejenak aktivitas. Anda juga bisa mendatangi fasilitas kesehatan terdekat jika keluhan atas penyakit Anda tidak berkurang.

4. Gangguan Selama Perjalanan

Masalah kesehatan keempat adalah gangguan selama perjalanan, seperti mual, pusing, kelelahan hingga stres karena macet. Tjandra juga mengingatkan, khususnya bagi pengemudi, untuk tidak minum obat secara sembarangan yang dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh sesaat.

Samsuridjal mengharapkan, dengan pola waktu istirahat dan makan yang bergeser selama Ramadhan, para pemudik perlu waktu istirahat yang cukup.

"Biasanya setelah makan, kadar gula dalam tubuh menurun. Akibatnya, kondisi badan pun mudah lelah. Oleh karena itu, saya menyarankan agar beristirahat setelah mengemudi selama empat jam," kata Samsuridjal.

Samsuridjal menegaskan, pemudik yang mengendarai kendaraan sendiri perlu berhati-hati meminum obat ketika sedang sakit.

"Kebanyakan obat influenza mengandung zat antihistamin yang dapat membuat kantuk jika meminumnya. Pemudik perlu teliti membaca peringatan yang tertera dalam obat," ujarnya.

Sementara itu, mantan atlet binaraga nasional, Ade Rai, mengatakan, pemudik perlu menyiapkan makanan yang mengandung karbohidrat, seperti roti, ubi, dan singkong.

"Makanan itu bisa menambah tenaga ketika menempuh perjalanan jauh. Selain itu, mengonsumsi vitamin C secukupnya," ujar Ade.

https://sains.kompas.com/read/2018/06/12/173500323/4-masalah-kesehatan-ini-sering-mengintai-para-pemudik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke