Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukti Baru, Manusia Modern Awal di Belantaran Borneo Pemakan Dendeng

Hal ini diketahui setelah para peneliti menyadari adanya rahang manusia purba tersimpan di dalam peti tulang hewan.

Peti itu disimpan museum Malaysia hampir selama 60 tahun dan baru diketahui ada rahang manusia di dalamnya beberapa tahun lalu.

Sisa rahang ini adalah petunjuk untuk mengetahui pola diet manusia modern awal dari Asia Tenggara.

Darren Curnoe dari University of New South Wales, Australia, bersama koleganya meneliti tiga mandibula (rahang bawah) berukuran kecil yang tersimpan dari dalam peti.

Berdasarkan hasil uji uranium, dua rahang masing-masing diperkirakan berusia 10.000 dan 11.000 tahun. Sementara rahang ketiga diprediksi berusia sekitar 30.000 tahun.

Dalam laporan yang terbit di jurnal PLoS ONE, Rabu (6/6/2018), para peneliti menduga manusia modern awal harus berusaha mengunyah tanaman palem yang kenyal dan daging kering untuk bertahan di lingkungan hutan hujan tropis yang menantang.

Menurut Curnoe, hutan hujan tropis adalah kawasan paling sulit bagi manusia untuk mencari makan.

"Sebagian besar makanan adanya di bagian atas. Kalau pun ada makanan yang bisa diambil dari tanah, seringnya beracun atau sangat berserat sehingga harus dimolah dulu sebelum dimakan," terang Curnoe dilansir Newsweek, Rabu (6/6/2018).

Saat menganalisis rahang yang berumur paling tua, Curnoe menemukan adanya pergeseran pola makan terkait dengan perubahan iklim.

30.000 tahun lalu, Bumi menghadapi bentangan terakhir zaman Es, kemudian 18.000 tahun lalu bumi memanas.

Perubahan iklim yang membuat permukaan air laut naik dan membanjiri sejumlah wilayah selama beberapa ribu tahun akhirnya menggeser pola diet manusianya.

"Perubahan iklim itu menyebabkan pergeseran besar pada tutupan hutan dan komunitas tumbuhan atau hewan yang tinggal di sekitar gua Niah sampai permukaan laut di Laut Cina Selatan," katanya.

Curnoe melanjutkan, daging tipis yang dikeringkan dapat bertahan dalam waktu singkat yang mungkin digunakan untuk mengganti makanan dari hewan yang tidak bisa diandalkan selama akhir zaman es.

Pro kontra penelitian

Meski penelitian Curnoe masuk akal, beberapa ilmuwan ada yang tidak yakin dengan penelitian ini.

Seperti David Daegling, seorang antropolog dari Universitas Florida yang mempertanyakan beberapa metode di balik penelitian ini.

Meski ada penentangan, setidaknya tulang dalam penelitian ini dapat memberi penanggalan baru tentang kehidupan di masa lalu di sekitar gua Niah.

Menurut para arkeolog, situs ini sudah digunakan manusia sejak 50.000 tahun lalu. Mulai dari petani awal yang berburu dan meramu, hinga orang-orang zaman Besi yang menggunakan gua sebagai makam.

https://sains.kompas.com/read/2018/06/07/190300323/bukti-baru-manusia-modern-awal-di-belantaran-borneo-pemakan-dendeng

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke