KOMPAS.com – Pada hari Jumat (25/6/2018), dokter hewan Andrew Brownlow dari Scottish Marine Animal Stranding Scheme menginvestigasi kematian seekor anak anjing laut harpa berusia delapan bulan yang ditemukan di sekitar pulau Skye, Skotlandia.
Penemuan anjing laut tersebut tidak biasa. Pasalnya, anjing laut harpa hidup di Arktika dan biasanya hanya bermigrasi hingga Laut Putih, Laut Greenland, dan Laut Newfoundland.
Menemukan anak anjing laut harpa di lokasi seselatan Skotlandia sangatlah langka, ujarnya kepada National Geographic, Kamis (31/5/2018).
Dia menduga anjing laut tersebut datang ke Skotlandia karena mengikuti mangsa atau anjing laut lain, atau ia sekadar tersesat.
Namun, kejutan bagi Brownlow tidak berhenti sampai di situ. Ketika dilakukan nekropsi, dia dan timnya menemukan potongan plastik kusut berukuran sekitar 12 sentimeter persegi di dalam perut anak anjing laut.
Mereka juga menemukan luka-luka kecil di dalam perut yang menandakan bahwa plastik telah berada di sana untuk kurun waktu yang cukup lama dan mungkin memblokir sfingter pilorik.
Padahal, sfingter pilorik merupakan muara perut menuju ke usus. Hal ini membuat anak anjing laut kesulitan untuk mengosongkan perutnya sehingga ususnya membengkak.
Potongan plastik juga ditemukan telah merusak jaringan perut dan membuat bakteri masuk ke dalam aliran darah.
Brownlow mengakui bahwa plastik tersebut tidak secara langsung membunuh anak anjing laut. Banyak hewan yang telah memakan plastik masih bisa hidup bila dalam kondisi sehat, walaupun merasa tidak nyaman.
Akan tetapi, anak anjing ini mengalami dehidrasi dan sangat kurus. Ia kemungkinan sudah dalam keadaan sakit dan kelaparan, dan adanya potongan plastik di dalam perut mempercepat kematiannya.
Brownlow juga berkata bahwa sangat tidak lazim untuk menemukan potongan plastik di dalam perut anjing laut. Hewan ini cukup pintar untuk bisa membedakan antara plastik dan mangsa.
Bila seekor anjing laut sampai memakan plastik, maka ini adalah bukti seberapa parah polusi plastik saat ini. Seekor hewan laut yang pintar pun ikut menjadi korban karena ulah kita.
Selain termakan, anjing laut harpa dan singa laut juga sering menjadi korban plastik. Mereka kebanyakan mati terjerat sisa-sisa peralatan memancing, kantong plastik, dan sampah plastik lainnya.
https://sains.kompas.com/read/2018/06/04/200700023/anak-anjing-laut-mati-dengan-plastik-di-perut-karena-ulah-manusia