KOMPAS.com - Para ahli paleontologi baru-baru ini menemukan fosil dari ikan bertulang tertua di dunia. Ikan ini diperkirakan hidup di laut Devonian 400 juta tahun lalu.
"Ligulalepis", ikan bertulang paling awal ini diketahui berhubungan erat dengan nenek moyang manusia.
Tak hanya moyang manusia, ikan ini juga diperkirakan berhubungan dengan moyang osteichthians, sekelompok hewan yang memiliki kerangka tulang dan rahang.
Osteichthians meliputi keluarga ikan modern, amfibi, reptil, burung, dan mamalia.
Para peneliti dari Flinder's University di Adelaide, Australia bekerja dengan tim peneliti internasional untuk mempelajari fosil ini.
Dua tengkorak fosil yang ditemukan di Australia tersebut memang tidak sempurna. Tapi, dengan pemindaian 3D dan data micro-CT, para peneliti menciptakan model digital otaknya berdasar bentuk yang diambil dari dalam bagian tengkoraknya.
Mereka juga dapat menentukan bentuk atap tengkorak dan saluran hidung dan telinga dari hal tersebut. Ini menjelaskan rincian tentang bagaimana salah satu leluhur awal mamalia berevolusi.
“Memahami struktur itu penting karena Ligulalepis berada dalam posisi penting di pohon evolusi," ungkap Dr Alice Clement, salah satu peneliti yang terlibat penelitian ini dikutip dari news.flinders.edu.au.
"Penemuan ini mengidentifikasi ikan ini sebagai leluhur dari semua ikan bertulang tepat sebelum dua kelompok besar membelah dan berevolusi dengan tubuh yang berbeda," sambungnya.
Profesor Palaeontologi di Flinders University, John Long mengatakan bahwa ikan bertulang ini adalah kelompok yang penting karena hewan darat seperti mamalia, reptil, dan amfibi berevolusi dari mereka.
“Tidak banyak orang yang mengira manusia mengembangkan bagian-bagian struktur tulang mereka dari ikan. Kita semua hanyalah ikan yang sangat mahir, itulah inti dari cerita kita, ”kata Profesor Long.
"Sekitar 400 juta tahun yang lalu, beberapa ikan canggih ini mulai mengembangkan sirip di bagian depan yang memiliki tulang yang pada akhirnya akan menjadi humerus (lengan), ulna (pergelangan tangan), dan jari-jari yang membentuk lengan kita dan ikan ini mulai mengembangkannya dalam sirip mereka," Profesor Kata panjang.
Para peneliti menerbitkan makalah tentang hewan itu di jurnal Evolutionary Biology.
Dirangkum dari Newsweek, Jumat (01/06/2018), beberapa tahun terakhir, penemuan fosil menjadi sangat penting bagi ahli biologi evolusi. Fosil-fosil tersebut membantu kita untuk memahami detail tentang pohon kehidupan.
https://sains.kompas.com/read/2018/06/02/193400023/ahli-sebut-fosil-ikan-400-juta-tahun-ini-moyang-manusia-kok-bisa-