Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Artefak Mesir Kuno Berusia Ribuan Tahun Ditemukan di Sydney

KOMPAS.com - Sejumlah koleksi barang antik Mesir ditemukan selama pembersihan rumah di Sydney, Australia. Kini, artefak-artefak tersebut telah disumbangkan ke museum arkeologi.

Penemuan itu terjadi di rumah keluarga Rosemary Beattie. Beattie mengaku, sewaktu kecil, dia memang pernah diperlihatkan benda yang tampak seperti mumi kucing di rumah neneknya itu.

"Kami datang melihat-lihat, dan saya pikir oh, itu kucing," kata Beattie.

Barang yang dibungkus kain itu adalah merupakan salah satu dari barang antik milik kakeknya, Dr. John Basil St Vincent Welch, yang dibawanya pulang sebagai petugas medis dalam Perang Dunia I.

Diyakini bahwa kakeknya mendapatkan bantuan dari penerjemah setempat dalam membeli barang-barang antik ini sebagai oleh-oleh dari Mesir.

"Dia membawa kembali kenangan indah," kata Beattie kepada Chris Bath dari ABC.

Bersih-bersih Rumah

Artefak-artefak itu disimpan oleh ibunda Beattie, Margaret St Vincent.

Barang-barang itu diwariskan suaminya, yang juga bernama John Basil St. Vincent Welch setelah kematian sang ayah.

Namun kondisi kesehatan Margaret memaksanya pindah ke fasilitas perawatan lansia. Rumah itu pun rencananya dijual untuk membantu biaya perawatannya.

Saat membersihkan rumah itulah, Beattie mendapat tugas untuk menangani satu kotak berisi barang-barang antik dari Mesir.

"Kotaknya besar. Kotak itu sudah tergeletak di beranda tertutup di atas lemari. Kami memikirkan apa yang akan kami lakukan?" ujarnya.

Berusia Ribuan Tahun

Anggota keluarga menyarankan barang-barang tersebut disumbangkan ke Universitas Sydney. Baik John Basil sang ayah maupun sang anak, keduanya pernah menuntut ilmu di sana.

Arkeolog di universitas itu, Candace Richards, sangat senang mengetahui keberadaan koleksi ini.

"Saya senang, bingung, dan penasaran dengan apa yang ada di rumah ini," kata Richards.

"Kami tahu bahwa banyak tentara, terutama pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II, membeli artefak asli dan kami juga tahu banyak barang palsu," imbuhnya.

Dengan donasi ini, Museum Nicholson Universitas Sydney telah mengatalogkan 185 artefak, mulai dari amulet kecil, kumbang scarab, hingga fragmen peti mati, barang keramik dan koin perunggu dari era Romawi.

Diyakini beberapa dari benda itu berasal dari milenium pertama sebelum masehi (SM).

"Ini sangat langka di Australia. Kami memiliki barang-barang dari prajurit Perang Dunia I lainnya tetapi skalanya tidak sebesar ini," ujar Richards.

Salah satu benda berbentuk panjang yang dibungkus kain diduga adalah mumi kucing.

Artefak ini akan dipindai untuk mengkonfirmasi apakah benar isinya kucing.

"Kita tidak bisa membongkarnya begitu saja karena akan menghancurkan artefaknya," katanya.

"Dengan teknologi kedokteran yang kita gunakan selama ini, kita bisa menerapkannya untuk artefak Mesir tersebut," tutur Richards.

Diharapkan barang-barang itu nantinya ditampilkan dalam pameran di salah satu fasilitas museum yang diharapkan selesai pada 2020.

Riwayat Keluarga

Keluarga Beattie sebelumnya telah menyumbangkan 70 item yang berhubungan dengan militer ke Australian War Memorial.

Peninggalan lain yang ditemukan di rumah mereka termasuk 500 piringan foto negatif, pedang, dan granat tangan yang awalnya disimpan ayahnya yang juga bertugas selama Perang Dunia II.

Medali yang dimiliki dua tentara Jerman akan dikembalikan ke pemiliknya yang sah.

Ibunda Beattie, Margaret, meninggal tidak lama setelah artefak Mesir ini disumbangkan. Namun hal ini mendorongnya untuk mengungkap lebih banyak tentang sejarah keluarganya.

"Sayangnya kakek saya tidak banyak dibicarakan karena dia meninggal, ketika ayah saya berusia lima atau enam tahun akibat influenza," kata Beattie.

"Jadi kami tidak tahu banyak tentang pria luar biasa itu dan sekarang kami menemukan betapa dia sangat menarik. Ini sangat berarti kami," tutupnya.

https://sains.kompas.com/read/2018/06/01/133100423/artefak-mesir-kuno-berusia-ribuan-tahun-ditemukan-di-sydney

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke