KOMPAS.com - Suplemen multivitamin telah banyak beredar di pasaran. Produk-produk tersebut umumnya menawarkan kebaikan buah-buahan dan sayuran dalam wujud yang lebih praktis.
Namun, menurut studi terbaru yang terbit dalam Journal of American College of Cardiology, melahap multivitamin buatan adalah upaya yang sia-sia bagi kesehatan. Pasalnya, tidak ada khasiat bagi kesehatan, baik mencegah atau mengobati suatu penyakit, pada vitamin.
Temuan ini di didasari pada penelitian yang digarap Dr David Jenkins setelah menelaah pola konsumsi suplemen dari rentang tahun 2012 hingga 2017.
Menurut dia, suplemen vitamin C, D, dan multivitamin memang paling banyak dikonsumsi. Sebab, orang-orang tertarik dengan iming-iming mencegah serangan jantung, penyakit stroke, penyakit kardiovaskular, atau menunda kematian dini.
Namun, ternyata suplemen vitamin tidak berimbas apapun bagi kesehatan.
“Dari hasil tinjauan kami, konsumsi (suplemen) multivitamin, vitamin D, kalsium, atau vitamin tidak membahayakan. Namun, tidak memberi keuntungan nyata juga,” ujarnya dilansir dari ScienceDaily, Senin (28/5/2018).
Kendati demikian, peneliti tidak memungkiri bahwa dalam 200 tahun terakhir, pemberian suplemen mampu menumpas masalah defisiensi mikronutrien di masyarakat. Asam folat juga diduga dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan stroke.
Akan tetapi, para peneliti tetap berpendapat bahwa semua orang harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi suplemen multivitamin. Suplemen yang dikonsumsi juga harus disesuaikan dengan defisiensi vitamin dan mineral masing-masing berdasarkan rekomendasi dokter.
Sebenarnya, penelitian ini bukan temuan baru dan sebatas melengkapi studi terdahulu. Telah banyak studi yang menjabarkan bahwa suplemen tidak berpengaruh apa-apa bagi tubuh.
Bahkan, ada studi yang mencatat kalau asupan suplemen antioksidan dan mineral yang berlebihan menyebabkan tubuh sulit mencerna nutrisi alami dari makanan. Akibatnya, tubuh bisa kekurangan kandungan seng dan besi.
Dengan demikian, peneliti menyarankan Anda untuk menyuplai tubuh dengan vitamin dan mikronutrien lain yang berasal dari buah dan sayuran asli.
“Sejauh ini tidak ada penelitian yang menyatakan bahwa suplemen lebih baik secara kesehatan daripada makanan nabati yang minim pengolahan, misalnya dari buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan," tandas Jenkins.
https://sains.kompas.com/read/2018/06/01/050400823/studi-baru-suplemen-vitamin-tak-ada-gunanya-bagi-kesehatan