Dengan ukurannya yang besar, manusia harus mengeluarkan energi lebih banyak untuk diserap otak. Setidaknya seperlima energi dalam tubuh manusia untuk otak.
Hal ini telah lama membuat para ilmuwan bingung. Pasalnya, manusia lebih memilih mengorbankan pertumbuhan tubuh untuk kapasitas otak yang lebih besar.
Kini, sejumlah peneliti Skotlandia menemukan jawabannya. Mereka mengulas temuan itu dalam jurnal Nature yang diterbitkan Rabu (23/5/2018).
Dalam temuannya, para ahli mengatakan otak manusia berkembang sebagai tanggapan terhadap tekanan lingkungan.
Menurut ahli, lingkungan memaksa manusia untuk berinovasi dan mencari solusi dalam mendapatkan makanan, tempat tinggal, dan memberikan edukasi bagi keturunannya.
Kesimpulan itu tentu saja menentang teori populer yang menyebut otak manusia berkembang karena interaksi sosial antar manusia yang kian kompleks.
"Temuan ini menarik karena menunjukkan interaksi sosial lebih tepat disebut konsekuensi daripada penyebab otak manusia yang membesar," ujar salah satu penulis Mauricio Gonzales-Forero dari Universitas St Andres di Skotlandia, dilansir Strait Times, Kamis (24/5/2018).
"Ukuran otak manusia yang besar lebih mungkin disebabkan oleh pemecahan masalah ekologis dan budaya kumulatif daripada manuver sosial," imbuh Gonzales-Forero.
Sebagai catatan, otak kita telah meningkat tiga kali lebih besar sejak era Austalopithecus hingga menjada Homo sapiens.
Penelitian
Penelitian sebelumnya menemukan korelasi antara ukuran otak besar dalam spesies dengan struktur sosial yang komplek, seperti hidup di lingkungan yang menantang dan kemampuan untuk belajar.
Namun, tidak ada penelitian yang mampu menyimpulkan apakah faktor di atas adalah penyebab ekspansi otak.
Menggandeng Andy Gardner, Gonzales-Forero mengembangkan model matematika untuk mengukur apakah masalah ekologi dan sosial berdampak pada pertumbuhan otak.
Permodelan otak diperkenalkan dengan tantangan ekologis, seperti berburu mangsa dalam cuaca buruk dengan medal yang sulit, melindungi makanan dari jamur dan suhu panas agar tidak busuk, dan menyimpan air selama musim kemarau.
Berikutnya, model otak juga diperkenalkan dengan keadaan sosial untuk menguji apakah otak juga melakukan tumbuh saat bekerja sama dan bersaing dengan orang lain.
Menariknya, kerja sama justru dikaitkan dengan penurunan ukuran otak.
Menurut para ahli, keadaan ini mungkin karena individu bergantung pada sumber daya masing-masing dan untuk menghemat energi, otak tumbuh lebih kecil.
"Kami menemukan bahwa masalah ekologi yang semakin sulit memperbesar ukuran otak, namun tuntutan sosial tidak memengaruhi ukuran otak manusia," kata Gonzales-Forero kepada AFP.
Lalu, mengapa otak manusia tumbuh lebih besar dari makhluk lain?
Ahli menduga ini karena budaya. Manusia memiliki kemampuan untuk belajar ketrampilan dari orang lain daripada harus memikirkan semuanya untuk diri sendiri.
"Jadi, hasil kami menunjukkan pertumbuhan otak manusia disebabkan oleh interaksi ekologi dan budaya yang keras," tutupnya.
https://sains.kompas.com/read/2018/05/24/170100623/ini-alasan-otak-kita-lebih-besar-dari-makhluk-lain-menurut-sains