Anatomi tubuh yang aneh ini tidak disebabkan oleh konsumsi makanan, melainkan jumlah empedu hijau yang melimpah di dalam tubuh.
Namun bagaimana evolusi kadal P. virens hingga ia memiliki jumlah empedu hijau yang melimpah dan tetap sehat?
Sebuah investigasi yang diterbitkan dalam jurnal Science Advance, Rabu (16/5/2018) menemukan, P. virens telah berevolusi empat kali hingga mengubar warna darahnya dari merah ke hijau.
"Kami kagum dengan sejarah kompleks dari kadal berdarah hijau ini, yang mengejutkan mereka memiliki garis keturunan sangat luas," ujar pemimpin penelitian Zachary Rodriguez, kandidat doktor dari Fakultas Ilmu Biologi di Universitas Louisiana, AS dalam sebuah pernyataan dilansir Live Science, Rabu (16/5/2018).
Darah hijau pada P. virens disebabkan oleh kandungan zat biliverdin atau pigmen empedu hijau yang tinggi. Umumya, bila jumlah biliverdin tinggi akan berubah menjadi racun.
Manusia pun memiliki biliverdin dalam jumlah sedikit, bila biliverdin manusia dikonversi dengan bilirubin maka akan menyebabkan penyakit kuning.
Uniknya, meski P. virens memiliki jumlah biliverdin 40 kali lebih tinggi, mereka tidak mengalami keracunan dan tetap sehat.
"Entah bagaimana kadal ini telah berevolusi terhadap toksisitas pigmen empedu. Dengan memahami perubahan fisiologis kadal, mungkin dapat dipraktikkan untuk pendekatan masalah kesehatan tertentu," imbuh Rodriguez.
Analisis Genetik untuk memahami sejarah evolusi
Rodriguez dan timnya melakukan analisis genetik terhadap 51 spesies kadal, termasuk enam spesies yang memiliki darah hijau (dua di antaranya belum teridentifikasi sains) untuk memahami sejarah evolusi kadal berdarah hijau.
Hasilnya, garis keturunan P. virens telah berevolusi dalam empat waktu berbeda hingga memiliki darah hijau.
Fakta bahwa spesies hewan ini berevolusi berkali-kali menunjukkan darah hijau mungkin menguntungkan mereka.
Dalam penelitian sebelumnya, pigmen empedu dapat berfungsi sebagai antioksidan yang menghancurkan radikal bebas agar terlindung dari penyakit.
Namun, peneliti belum dapat memastikan peran biliverdin dalam kadal.
Sebagai langkah untuk memecahkan masalah ini, Chris Austin ahli biologi dari Universitas Louisiana dan tim berencana mempelajari pigmen darah hijau pada malaria dan parasit lain yang menginfeksi kadal.
https://sains.kompas.com/read/2018/05/17/123200923/ini-sebab-darah-kadal-asal-papua-niugini-berwarna-hijau