Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Darahnya Unik, Pria Australia Selamatkan 2,4 Juta Bayi

KOMPAS.com - James Harrison adalah seorang pria asal Australia yang mampu menyelamatkan 2,4 juta bayi hanya dengan mendonorkan darahnya.

Tentu bukan donor darah biasa yang dilakukan oleh Harrison.

Darahnya bisa menyelamatkan jutaan bayi karena punya antibodi langka.

Kisah Harrison dimulai saat dia berusia 14 tahun. Saat itu, 1951, dia harus menjalani operasi dada besar.

Dalam operasi tersebut, Harrison menerima 13 unit darah dari orang yang tidak dikenal.

Hal ini membuatnya bertekad untuk mendonorkan darahnya. Setelah cukup umur sesuai undang-undang Australia, yaitu 18 tahun, Harrison memenuhi janjinya.

Selamatkan Jutaan Bayi

Di lain pihak, para dokter Australia sedang berjuang untuk mencari tahu mengapa ribuan kelahiran di negara itu mengalami keguguran, letal, atau cacat otak.

"Di Australia, hingga sekitar 1967, ada ribuan bayi meninggal setiap tahun, dokter tidak tahu mengapa, dan itu mengerikan," ungkap Jemma Falkenmire dari Layanan Darah Palang Merah Australia dikutip dari Science Alert, Minggu (13/05/2018).

"Wanita mengalami banyak keguguran, dan bayi dilahirkan dengan kerusakan otak," imbuhnya.

Bayi-bayi tersebut, ternyata, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir atau HDN.

Kondisi ini paling sering muncul pada perempuan dengan golongan darah rhesus negatif yang hamil bayi dengan darah rhesus positif.

Ketidaksesuaian menyebabkan tubuh ibu menolah sel darah merah janin.

Dokter menyadari hal ini bisa dicegah dengan menyuntikkan perempuan hamil dengan perawatan yang terbuat dari plasma darah yang punya antibodi langka.

Saat menjelajahi bank darah untuk melihat siapa yang punya antibodi langka ini, para dokter menemukan itu adalah James Harrison.

Tanpa pikir panjang, Harrison menyetujui tawaran para ilmuwan untuk berpartisipasi pada percobaan tersebut.

"Mereka meminta saya untuk menjadi kelinci percobaan, dan saya telah menyumbangkan darah sejak itu," kata Harrison.

Dari darah Harrison, pada ilmuwan mengembangkan suntikan yang disebut Anti-D.

Dosis pertama obat ini diberikan kepafda wanita hamil di Rumah Sakit Royal Prince Alfred pada 1967, kata Robyn Barlow, koordinator program yang menemukan Harrison.

Selama lebih dari 60 tahun, Harrison terus menyumbangkan darahnya. Plasma darahnya telah digunakan untuk membuat jutaan suntikan Anti-D.

"Setiap ampul Anti-D yang pernah dibuat di Australia memiliki 'James' di dalamnya," kata Barlow.

"Dia telah menyelamatkan jutaan bayi," tegas Barlow.

Langka

Meski telah menyelamatkan jutaan nyawa, para ilmuwan masih belum yakin mengapa tubuh Harrison secara alami menghasilkan antibodi langka ini.

Namun, beberapa berpikir ini terkait dengan transfusi yang diterimanya saat remaja.

Banyak orang berpikir bahwa Harrison adalah pria yang luar biasa. Bahkan, dia mendapat julukan "Pria dengan Tangan Emas".

Dalam sebuah wawancaram, Harrison mengatakan bahwa bagian paling memuaskan dalam komitmennya adalah bayi-bayi yang diselamatkannya, termasuk cucunya sendiri.

Tracey Mellowship , putri Harrison menyebut bahwa dia membutuhkan suntikan Anti-D untuk kelahiran putra pertamanya pada 1992.

"Terima kasih ayah, Saya bisa melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat pada 1995... Terima kasih ayah telah memberi saya kesempatan untuk memiliki dua anak yang sehat - cucu Anda," tulis Tracey dalam akun Facebooknya.

Pada Jumat (11/05/2018), Harrison melakukan donor darah terakhirnya. Itu karena saat ini usianya telah mencapai 81 tahun.

Dia telah melewati batas usia yang diizinkan untuk donor. Karenanya, Palang Merah memutuskan bahwa dia harus berhenti menyumbangkan darah untuk menjaga kesehatannya.

"Kami tidak akan pernah melihat jenisnya lagi," kata Barlow.

"Bahwa dia sehat dan bugar dan pembuluh darahnya cukup kuat untuk terus menyumbang begitu lama, sangat langka," tambahnya.

https://sains.kompas.com/read/2018/05/14/190700823/darahnya-unik-pria-australia-selamatkan-2-4-juta-bayi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke