KOMPAS.com - Kacamata yang dikenakan seorang bayi sering membuat orang dewasa jatuh cinta karena merasa gemas dan lucu. Tidak heran bayi mungil berkacamata sering menjadi rebutan untuk digendong.
Namun, mengapa kita merasa demikian?
Profesor Joshua Paul Dale, penulis buku berjudul The Aesthetics and Affects of Cuteness dan ahli dari Universitas Tokyo Gakugei, menjelasakan.
Kacamata membuat mata mereka terlihat lebih besar
Alasan pertama ini cukup intuitif, yaitu bentuk mata yang besar atau lebih besar itu lucu. Namun, pendapat ini tidak hanya disebabkan intuisi saja, ada penjelasan ilmiahnya.
Pada tahun 1940-an, Konrad Lorenz, seorang ahli hewan menguraikan sebuah kinderschema, atau “skema bayi”. Skema ini menjelaskan enam sifat fisik bayi yang membuat Anda merasa gemas dan ingin menyentuhnya.
Enam sifat fisik itu adalah bentuk kepala yang bulat, dahi yang besar dan menonjol, mata besar atau mata di bawah garis tengah kepala, pipi tembem, bentuk tubuh bulat dan permukaan tubuh yang lembut dan elastis.
Menurut Dale, penelitian yang berlangsung dalam beberapa dekade terakhir mendukung teori skema bayi tersebut.
Pada sifat fisik mata bayi, beberapa jenis lensa tertentu akan membuat mata bayi seperti membesar atau menonjolkan mata yang besar. Hal ini membuatnya tampak lucu.
Kacamata membuat kita merasa terhubung
Ada anggapan umum di masyarakat bahwa sifat lucu bayi merupakan cara "pintar" agar tetap diperhatikan oleh orang dewasa.
Sebuah makalah pada 2016 menjelaskan, sifat lucu bayi merupakan mekanisme perlindungan yang kuat untuk menjamin kelangsungan hidup bayi yang benar-benar masih tergantung orang dewasa.
Namun, sejumlah peneliti menganggap penjelasan tersebut tidak lengkap. Sifat lucu bayi tidak hanya sekedar untuk mencari perlindungan dari orang dewasa, tetapi juga memenuhi kebutuhan mereka untuk bersosialisasi.
"Merasa bayi itu lucu, berarti kita ingin terlibat untuk membantu mensosialisasikannya, dan kacamata adalah tanda ingin melihat dunia lebih jelas agar membentuk kedekatan," kata Dale.
“Jadi kita mungkin melihat kacamata sebagai sinyal bahwa bayi ingin berinteraksi dengan kita, yang menjadi alasan utama bagi bayi untuk membuat kelucuan mereka," tambahnya.
Studi tentang yang berlawanan
Menurut Dale, kita menganggap bayi mengenakan kacamata adalah hal baru yang membuat mereka tampak lucu. Namun, seperti diketahui, kacamata identik dengan perlengkapan orang dewasa yang mengalami masalah pengelihatan atau seorang kutu buku.
Konotasi tersebut dicoba diterapkan pada bayi yang masih terlalu muda untuk menyandang konotasi tersebut. Unsur keganjilan tersebut yang menjadikan bayi mungil tampak lucu menurut orang dewasa.
"Orang-orang yang menyukai hal-hal lucu selalu mencari cara baru untuk mengalami perasaan yang menyenangkan ini," kata Dale.
Dale juga membantah teori lain, yaitu apakah kacamata membuat bayi seperti orang dewasa kecil dan memuaskan kecintaan kita terhadap miniatur.
"Kita tertarik pada miniatur karena mereka adalah replika sempurna dari objek yang lebih besar, tetapi bayi jauh dari hal ini," kata Dale.
Pasalnya, seorang bayi berkacamata tampak lebih gemuk dan memiliki pipi yang lebih tembam daripada orang dewasa yang memakai kacamata.
Selain itu, ia menambahkan, ketika kita mencoba untuk membuat bayi atau anak kecil menjadi terlihat seperti orang dewasa, ternyata hasilnya lebih mengejutkan.
"Lukisan anak-anak muda pada periode abad pertengahan terlihat seperti miniatur orang dewasa, dan mereka tidak lucu sama sekali," kata Julia Leyda, rekan penulis Dale dalam buku berjudul Cuteness dan juga profesor studi media di Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Norwegia.
https://sains.kompas.com/read/2018/05/12/180600123/ahli-jelaskan-mengapa-kita-senang-melihat-bayi-mungil-berkacamata