KOMPAS.com - Penyebaran debu letusan freatik Gunung Merapai terekam satelit Himawari milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Hary Tirto Djatmiko mengatakan, warna merah pada citra satelit Himawari 8 itu menunjukkan ketebalan abu erupsi Merapi yang terjadi pada Jumat pagi tadi (11/5/2018).
"Warna merah di titik Gunung Merapi itu menunjukkan suhu tinggi yang dibandingkan wilayah sekitarnya. Warna merah seberapa tebal abunya, semakin merah berarti semakin tebal abu yang keluar dari Merapi tadi pagi," kata Humas BMKG tersebut kepada Kompas.com pada hari Jumat (11/5/2018).
Dari citra tersebut terlihat pergerakan debu vulkanik mengarah ke selatan-tenggara.
Satelit Himawari 8 merupakan satelit pemantau cuaca dengan 16 band dalam sensornya, termasuk infrared dan gelombang cahaya tampak, tambah Hary.
Sementara itu, berdasar informasi dari PUSDALOPS PNB DIY, debu vulkanik terpantau mengarah ke arah selatan-barat daya yang meliputi sejumlah kecamatan di Kabupaten Sleman, seperti Tempel, Turi, Pakem, Cangkringan, dan Ngemplak.
Dari sumber yang sama, Bandara Adisucipto dan sejumlah lokasi wisata di Kaliurang dan sekitarnya untuk sementara ditutup.
Selain itu, warga di radius 5 kilometer dari kaki Gunung Merapi di evakuasi ke tempat yang lebih aman.
https://sains.kompas.com/read/2018/05/11/113353623/letusan-freatik-merapi-dilihat-dari-luar-angkasa-inilah-rupanya