Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ebola Mewabah Lagi di Kongo, 17 Orang Meninggal

KOMPAS.com – Dua dari lima sampel pasien di Republik Demokratik Kongo terbukti positif terinfeksi penyakit ebola. Di samping itu, sebanyak 17 orang dilaporkan meninggal karena penyakit tersebut.

Fenomena ini membuat pemerintah Kongo mendeklarasikan wabah ebola, seperti dikonfirmasikan oleh laporan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Sebetulnya, ini bukan kali pertama Kongo mengalami wabah ebola. Sejarah mencatat bahwa negara ini telah dilanda wabah serupa sembilan kali. Bahkan, nama virus itu sendiri diambil dari sungai Ebola yang berada di sebelah timur Kongo.

Virus ini pertama kali ditemukan di sungai Ebola pada tahun 1970-an. Para pakar meyakini bahwa virus menyebar melalui kelelawar dan menginfeksi hewan lain yang berada di pohon yang sama. Ebola seringkali menginfeksi manusia melalui daging hewan liar.

Sebelum wabah kali ini dikonfirmasi, para petugas kesehatan di iIkoko Iponge, Bikoro melaporkan adanya 21 pasien yang mengalami demam dan pendarahan. Dari 21 kasus tersebut, 17 di antaranya meninggal.

Tim medis dari WHO dan Médecins Sans Frontières (Dokter Lintas Batas) kemudian mengambil lima sampel, dan mengonfirmasikan adanya virus ebola strain Zaire pada dua sampel.

Menanggapi temuan ini, WHO kemudian membentuk tim khusus dan memberikan anggaran darurat sejumlah 1 juta dollar (sekitar Rp 14 miliar). Sekelompok pakar dari WHO dan Médecins Sans Frontières juga telah tiba di Bikoro untuk mempercepat pemulihan Kongo.

Sejauh ini, WHO optimis akan bisa menyelesaikan wabah kali ini dengan cepat. Pasalnya, meskipun wabah ebola terjadi setiap tahun di Kongo, jumlah korban terus menurun. Selain itu, wabah serupa pada 2017 juga terselesaikan dengan cepat berkat koordinasi para pakar.

https://sains.kompas.com/read/2018/05/10/100700623/ebola-mewabah-lagi-di-kongo-17-orang-meninggal

Terkini Lainnya

Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Oh Begitu
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fenomena
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Kita
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Oh Begitu
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Oh Begitu
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Fenomena
Jus Jeruk Bali Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiahnya
Jus Jeruk Bali Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiahnya
Oh Begitu
Apakah Kita Benar-Benar Membutuhkan Amandel? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Apakah Kita Benar-Benar Membutuhkan Amandel? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Temuan Mengejutkan: Paus Pembunuh Gunakan Rumput Laut sebagai Alat Perawatan Diri
Temuan Mengejutkan: Paus Pembunuh Gunakan Rumput Laut sebagai Alat Perawatan Diri
Fenomena
Sering Mimpi Buruk Tingkatkan Risiko Kematian Dini Sebelum 75 Tahun
Sering Mimpi Buruk Tingkatkan Risiko Kematian Dini Sebelum 75 Tahun
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke