Studi yang dipimpin profesor Zhang Lin di Universitas Zheijang, China, mengembangkan selaput yang dibentuk oleh gelembung dan tabung berskala nano sebagai "tenda" berbentuk setengah lingkaran yang menutupi selaput.
Studi yang dipublikasikan dalam majalah Science, Jumat (4/5/2018) menjelaskan, ruang antara "tenda" dapat mengurangi resistensi terhadap penetrasi air. Hal ini memungkinkan air merembes tiga sampai empat kali lebih cepat daripada selaput tradisional untuk pemurnian air.
"Nanofiltrasi adalah salah satu teknologi paling maju untuk mengolah air dengan biaya rendah. Ini akan berperan aktif untuk memanfaatkan kembali air industri, memurnikan air rumah, pemanfaatan sumber daya hujan, serta pengolahan air payau," kata Zhang.
Dilansir CGTN News, Senin (7/5/2018), Zhang membuat selaput yang mirip seperti membran pada bagian dalam usus mamalia, di mana dapat menyereap air dan nutrisi.
Menurutnya, selaput nanofiltrasi merupakan bahan penting yang banyak digunakan dalam pengolahan air tingkat lanjut, pelunakan air keras, dan pengolahan air payau. Selaput nanofiltrasi dapat menghilangkan zat organik, pigmen, dan garam tertentu dalam air.
Penelitian Zhan dan timnya ini sudah siap untuk komersialisasi.
https://sains.kompas.com/read/2018/05/07/183100023/ilmuwan-china-tawarkan-solusi-murnikan-air-dengan-biaya-murah