KOMPAS.com - Menjadi terus awet muda adalah dambaan banyak orang. Tak heran, para ilmuwan juga terus mengembangkan cara untuk memperlambat penuaan.
Salah satunya dilakukan oleh para ilmuwan di University of California, Berkeley, AS. Mereka bereksperimen dengan enzim telomerase.
Enzim ini merupakan salah satu bagian penting dalam penuaan dan kanker.
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature ini, para peneliti menggambarkan secara rinci enzim ini.
Untuk diketahui, telomerase membantu memelihara bongkahan DNA di ujung kromosom manusia yang disebut telomere. Telomere seperti penutup bagian ujung high heels yang dari waktu ke waktu benda ini akan terkikis hingga tidak tersisa lagi.
Dengan kata lain, telomere akan semakin pendek dari waktu ke waktu.
Para peneliti sudah memiliki gagasan bagus tentang bagaimana sekelompok potongan telomerase dibangun.
"Gambar-gambar sebelumnya hanya berupa bercak-bercak," ungkap Kathleen Collins dikutip dari Newsweek, Kamis (26/04/2018).
Collins dan koleganya membuat versi 3D enzim ini pada papan teka-teki anak. Mereka memiliki potongan-potongan tersebut, tapi mereka tidak benar-benar tahu apa yang membentuk semua bagian yang diperlukan untuk menyesuaikan diri.
Telomerase ini memperbaiki tutup kromosom untuk memastikan DNA sel dalam bentuk yang layak ketika membelah diri. Itu juga dipengaruhi oleh beberapa kelainan genetik dan mungkin cara yang menarik untuk menargetkan sel kanker atau tumor.
Artinya, pada sel tumor, telemore tidak pernah rusak meskipun mereka telah membelah diri begitu banyak.
Karena telomerase terkait dengan penuaanm maka kemungkinan penemuan obat baru bisa jadi lebih dekat. Struktur dan bentuk protein bisa memberi petunjuk ke ruang di mana obat mungkin terikat atau bagaimana itu bisa berinteraksi.
Sebelumnya, Elizabeth Blackburn dan koleganya memenangkan Hadia Nobel pada 2009 setelah menemukan telemorase tetapi masih mencari tahu strukturnya yang sulit.
Untuk mendapat gambaran telomerase kemudian harus dibekukan dan kemudian dimasukkan ke dalam ruang hampa untuk mikroskop elektron. Setelah pembekuan ini, telomerase dan molekul biologis lainnya ternyata sangat rapuh.
Karena itu, Eva Nogales, co-author penelitian ini, harus mengambil banyak gambar dengan menggunakan sedikit tekanan. Selanjutnya mereka "menjahitnya" bersama.
"Ini harus menggunakan Cryo-EM (mikroskop elektron). Itu benar-benar tidak bisa menjadi apa-apa lagi," kata Nogales.
Meski begitu, ada banyak hal yang harus diselesaikan sebelum perusahaan obat benar-benar bisa menggunakan struktur telomerase.
Sayangnya, gambar yang dibuat oleh Collins, Nogales, dan timnya tiadak memiliki resolusi tinggi. Tapi, setidaknya, mereka sudah berupaya untuk mendapatkan tampilan protein ini.
Bahkan, struktur dengan resolusi kecil ini sudah membuat dampak.
"Saya yakin gambar ini memiliki dampak yang panjang," ungkap Collins.
"Kami sudah menunggu struktur ini untuk waktu yang sangat lama," sambungnya.
https://sains.kompas.com/read/2018/04/30/193400223/peneliti-temukan-struktur-enzim-untuk-bikin-obat-perlambat-penuaan