KOMPAS.com - Pusat Genom Nasional di Indonesia resmi dibuka pada Kamis (26/04/2017. Ini berarti Indonesia siap bersaing dalam perkembangan ilmu dan teknologi biologi molekuler dengan bangsa lain.
Diakui atau tidak, saat ini setiap negara mulai berlomba-lomba untuk menemukan teknologi terbaru dalam bidang biologi molekuler. Salah satunya adalah teknologi Next Generetion Sequencing (NGS) untuk analisis genom total.
Menurut siaran pers Kemeristekdikti yang diterima Kompas.com, beberapa contoh penerapan NGS adalah untuk analisis genetik spesies manusia purba, identifikasi kaitan genetik dengan penyakit metabolik untuk pengobatan presisi melalui prediksi penyakit berbasis variasi genom (pharmacogenomics), penemuan obat baru, serta penelitian untuk kepentingan konservasi keanekaragaman hayati.
Saat meresmikan Pusat Genom Nasional di Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Jakarta, Kamis (26/4/2018), Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir, mengatakan, teknologi NGS untuk analisis genom dapat dimanfaatkan untuk mengentaskan masalah stunting di Indonesia. Salah satunya termasuk mengidentifikasi daerah yang berpotensi terjadi stunting.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Menurut Nasir, keberadaan Pusat Genom Nasional tersebut akan melengkapi infrastruktur riset di Indonesia dengan laboratorium canggih di bidang biologi molekular dan mendorong riset nasional di bidang kesehatan, khususnya biologi molekuler.
“Dengan kita memiliki pusat genom nasional kita dapat mengetahui kondisi kesehatan manusia di Indonesia dengan lebih baik, sehingga masalah kesehatan tersebut dapat kita selesaikan secara tepat dan signifikan," ungkap Nasir.
"Dari hasil penelitian ini nanti kita bisa bekerjasama dengan berbagai institusi seperti Kementerian Kesehatan hingga perusahaan asuransi kesehatan," sambungnya.
Kepala LBM Eijkman, Amin Soebandrio, menyoroti perkembangan pengetahuan genom juga memiliki nilai strategis, baik di bidang ilmu pengetahuan atau di dunia komersial dan keamanan.
"Saat ini sudah banyak laboratorium di luar negeri yang menerima analisis genom, sehingga bila sampel dikirimkan ke sana maka data akan menjadi milik mereka," kata Amin.
"Data ini dapat digunakan untuk pengembangan obat berdasarkan profil genetik suatu populasi, bahkan bisa juga disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, Indonesia harus mempunyai kemampuan dalam hal kajian genomik secara mandiri," lanjutnya.
Acara peresmian tersebut dihadiri oleh jajaran Deputi dan Peneliti LBM Eijkman, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati serta Pejabat Esselon II di lingkungan Kemristekdikti, dan sejumlah tamu undangan.
https://sains.kompas.com/read/2018/04/27/110600523/siap-bersaing-indonesia-kini-punya-pusat-genom-nasional