Menurut pakar kandungan, segala gejala yang tiba-tiba muncul itu tak perlu dicemaskan. Ini merupakan gejala normal dari premenstrual syndrome (PMS) akibat pengaruh hormonal.
Adapun tanda-tanda PMS yang kerap dirasakan antara lain sakit perut, nyeri payudara, mudah merasa lelah, murung, mengidam makanan, dan mudah tersulut emosi.
Tentu tidak ada wanita yang menginginkan gejala PMS-nya makin parah. Untuk menghindari hal tersebut, para ilmuwan berhasil menemukan pemicu gejala PMS semakin parah.
Dalam temuan yang diterbitkan di jurnal BMJ Open, Senin (23/4/2018), alkohol disebut sebagai salah satu pemicu PMS makin parah.
Ilmuwan dari Spanyol, University Hospital Southampton NHS Foundation Trust, dan University of Southampton telah menganalisis 19 studi yang berhubungan dengan alkohol dan PMS.
Data yang digunakan dalam meta analisis itu diambil dari penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, Inggris, Polandia, Swiss, Turki, Korea Selatan, Taiwan, dan Australia.
Tim menuliskan, peminum alkohol berkaitan dengan peningkatan moderat dalam risiko PMS.
Mereka yang minum alkohol, 45 persen lebih mungkin menderita gejala PMS daripada yang bukan peminum. Sementara peminum berat, risiko mengalami PMS naik 79 persen.
"Temuan ini penting untuk mengingat bahwa prevalensi alkohol bagi wanita di seluruh dunia tidak bisa diabaikan," tulis para penulis dilansir Sky News, Senin (23/4/2018).
Menurut National Health Service, Inggris, yang dilansir AFP Senin (23/4/2018), satu dari 20 wanita menderita gejala PS yang sangat parah sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari.
Penelitian sebelumnya dari Amerika Serikat menemukan biaya ekonomi yang dikeluarkan perempuan saat PMS bisa mencapai 5.000 dollar AS per tahun, salah satunya digunakan untuk membeli obat penghilang rasa sakit.
Menurut tim peneliti, proporsi wanita yang mengonsumsi alkohol di seluruh dunia adalah 29 persen. Sementara peminum berat sekitar enam persen.
Terkait kasus ini, ginekolog Nick Panay dari Rumah Sakit Queen Charlotte dan Chelsea di London berkata penelitian ini menarik. "Temuan ini tidak mengherankan, mengingat dampak alkohol pada hormon dan neurotransmitter, pembawa pesan kimia tubuh," ujar Nick melalui Science Media Center.
https://sains.kompas.com/read/2018/04/24/173200423/studi--alkohol-bikin-gejala-jelang-menstruasi-makin-parah