Mulai dari tidak boleh mengonsumsi makanan mentah, makanan pemicu alergi, minuman beralkohol, kafein, menggunakan obat tanpa resep dokter, dan lain sebagainya.
Dari sekian banyak pantangan untuk ibu hamil, mengonsumsi gula berlebih mungkin dianggap bukan masalah. Namun, penelitian terbaru membuktikan hal berbeda dan ini patut dimasukkan dalam daftar pantangan selama kehamilan.
Studi terbaru membuktikan, mengonsumsi makanan manis berlebih selama kehamilan dapat mengurangi kemampuan kognitif bayi di masa depannya. Hal ini juga berlaku bagi anak-anak yang gemar makan manis.
Hal tersebut seperti diterbitkan dalam American Journal of Preventive Medicine, Kamis (19/4/2018). Para peneliti menganalisis lebih dari 1.000 data wanita hamil sejak 1999 sampai 2000, yang terlibat dalam proyek Viva, penelitian longitudinal terhadap wanita dan anak-anak.
Setelah mereka melahirkan, tim juga mengkaji bagaimana pola makan dan mengukur keterampilan kognitif anak-anak peserta di usia tiga dan tujuh tahun.
Hasilnya, peneliti menemukan benang merah antara kemampuan kognitif anak dengan konsumsi makanan manis berlebih saat masa awal kehidupan.
Dilansir Newsweek, Minggu (22/4/2018), jika ibu hamil mengonsumsi makanan manis berlebih atau kerap memberi makanan manis pada bayinya, si kecil sangat mungkin tidak terlalu moncer dalam berpikir kognitif. Kemampuan mengingat dan memecahkan masalah akan menjadi buruk.
Menurut peneliti, bukan hanya makanan manis berbahan dasar gula saja yang dapat menyebabkan penurunan keterampilan kognitif. Mereka mengatakan pemanis alternatif seperti soda diet juga memiliki efek yang sama.
Kabar baiknya, peneliti tidak menemukan masalah ini muncul ketika ibu hamil dan anak-anak mengonsumsi buah manis. Analisis mereka justru menunjukkan buah dapat meningkatkan keterampilan kognitif, termasuk mengingat kosa kata.
Mengonsumsi buah juga dikaitkan dengan kemampuan motorik visual dan kecerdasan verbal yang lebih besar pada anak-anak.
Sebagai catatan, peneliti lebih menyarankan untuk mengonsumsi buah asli dan bukan jus buah. Sebab, keuntungan di atas tidak terlihat saat Anda maupun anak Anda mengonsumsi jus buah.
Meski alasan di balik kedua hal ini belum dapat dipastikan, namun penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa otak adalah organ yang paling banyak membutuhkan energi bagi tubuh, sementara glukosa berperan untuk mengisi bahan bakar otak.
Namun, terlalu banyak glukosa justru akan memberi efek buruk dalam penelitian pada hewan. Hal tersebut seperti diungkap studi 2012 yang menemukan kelebihan gula dapat mengganggu memori dan kognisi hewan.
Harvard Medical School juga melaporkan glukosa berlebih selain menyebabkan diabetes juga menginduksi penuaan dini pada sel otak manusia.
https://sains.kompas.com/read/2018/04/23/170100323/ibu-hamil-jangan-konsumsi-makanan-manis-berlebih-apa-sebab-