Jika Anda adalah salah satu dari kelompok tersebut, segeralah atur jadwal berolahraga dan menjaga pola makan yang sehat.
Temuan ini setelah peneliti mengamati 1.692 warga AS berusia 45 tahun ke atas yang tinggal di Minnesota. Antara tahun 1997 sampai 2000, mereka melakukan pemeriksaan klinis yang melibatkan pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, dan lingkar pinggul.
Semua peserta kemudian ditindaklanjuti pada tahun 2000 sampai 2016, untuk pemantauan kardiovaskular seperti serangan jantung menggunakan catatan medis dari Rochester Epidemiology Project.
Hasilnya, peserta dengan indeks massa tubuh (BMI) normal dan memiliki obesitas di perut berisiko memiliki masalah kardiovaskular dua kali lipat dibanding peserta yanng tidak buncit.
"Segera temui dokter jika pinggang Anda lebih besar dari pinggul Anda," ujar penulis studi Dr Jose Medina-Inojosa dari Mayo Clinic dan The International Clinical research Centre, Rumah Sakit Universitas St. Anne, Republik Ceko, dilansir Telegraph, Jumat (20/4/2018).
"Orang dengan berat badan normal namun perutnya buncit lebih berisiko mengalami masalah jantung daripada orang yang tidak memiliki lemak diperut, termasuk mereka yang disebut obesitas menurut BMI," imbuhnya.
Menurut Medina-Inojosa, perut buncit disebabkan oleh kurang aktif bergerak, massa otot rendah, dan terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat olahan.
"Perut adalah tempat pertama menyimpan lemak. Jika seseorang diklasifikasikan obesitas menurut BMI tetapi tidak memiliki lemak di perut, kemungkinan ia memiliki lebih banyak otot yang baik untuk kesehatan. Otot berperan sebagai gudang metablik dan membantu menurunkan kadar lipid dan gula dalam darah," sambungnya.
https://sains.kompas.com/read/2018/04/21/200300523/punya-perut-buncit-hati-hati-risiko-serangan-jantung-berlipat-ganda