Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Para Induk Gurita "Berkumpul" di Lepas Pantai Kosta Rika, Ada Apa?

KOMPAS.com - Gurita adalah makhluk solitera atu penyendiri. Jarang ditemukan gurita yang berkoloni atau tinggal bersama dengan gurita lain di suatu wilayah.

Namun, pemandangan langka ini baru saja terekam di lepas pantai Kosta Rika. sekitar 3 kilometer di bawah permukaan laut, ada beberapa induk gurita "berkumpul".

Hewan bertentakel dalam rekaman itu diperkirakan spesies baru. Tapi, jumlah dan lokasi mereka yang tak biasa membingungkan para peneliti.

Mulanya, hewan ini ditemukan oleh salah stau tim geokimia saat menjelajah lereng gunung di dasar laut sepanjang 2 kilometer yang bernama Dorado Outcrop. Dengan kapal selam, tim ini awalnya ingin mengumpulkan sampel cairan panas yang bocor di dasar laut.

Uniknya, penemuan spesies gurita baru ini menjadi kejutan ketika mereka melakukan itu.

"Ketika saya pertama kali melihat foronya, saya merasa 'Tidak, mereka tidak serharusnya ada disana'. Lokasinya bukan laut dalam dan gurita biasanya tidak berkelompok dalam jumlah banyak," ujar Janet Voight, ahli zoologi dari Field Museum di Chicago dikutip dari Science Alert, Rabu (18/04/2018).

Bersama dengan dua peneliti lain, Voight menganalisis lebih dari 230 jam video "pertemuan" para gurita tersebut. Mereka mencoba mengetahui apa yang para gurita tersebut lakukan bersama.

Setiap spesimen gurita dalam gambar tersebut seukuran piring makan, berwarna merah muda, dengan mata besar yang cocok dengan penghuni laut. Kemungkinan besar gurita ini masuk dalam genus Muusoctopus.

Kabar baiknya adalah semua gurita yang ditemukan tersebut berjenis kelamin betina. Ditambah lagi, mereka sedang meringkuk dan mengerami masing-masing selusin telurnya.

Namun, yang perlu jadi perhatian, gurita dari genus ini biasanya penyendiri. Jadi, ketika mereka ditemukan berkelompok hingga seratus individu seperti dalam rekaman, itu merupakan sebuah misteri besar.

Lebih aneh lagi, kedekatan gurita ini dengan lubang dari cairan panas yang bisa merembes merupakan "bunuh diri". Ini tidak seperti kebiasaan gurita pada umumnya yang lebih suka suhu dingin yang konstan.

Biasanya, suhu hangat mengancam metabolisme gurita dan memaksa mereka untuk melahap oksigen.

Mungkin hal ini pula yang sebenarnya terjadi pada gurita-gurita tersebut. Pasalnya, dalam pemeriksaan lebib dekat, para ibu gurita tersebut menunjukkan tanda-tanda stres yang jelas.

Kondisi menyedihkan lain adalah, meski ada 186 telur yang dierami, tak ada tanda embrio bergerak.

"Gurita betina hanya mengerami telur sekali seumur hidup mereka," ujar Voight.

"Agar populasi besar ini bertahan, perlu ada lebih banyak gurita untuk menggantikan oara ibu yang sekarat bersama telur-telurnya ini," imbuhnya.

Temuan yang dipublikasikan dalam Deep Sea Research Part I: Oceanographic Research Papers ini bukanlah yang pertama.

Tahun lalu, konsentrasu gurota di lepas pantai Australia disebabkan dampak real estate lokal.

https://sains.kompas.com/read/2018/04/18/190700223/para-induk-gurita-berkumpul-di-lepas-pantai-kosta-rika-ada-apa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke