Sudah lebih dari setengah abad sejak Rusia mengirim astronot perempuan ke luar angkasa untuk pertama kalinya dan 40 tahun sejak NASA memiliki astronot wanita pertama.
Namun, belum ada wanita yang pergi ke bulan.
Dilansir BBC, Selasa (17/4/2018) Allison berkata, akan adil jika perempuan dipilih sebagai orang pertama yang menginjakkan kaki di Mars.
Perempuan yang sudah bekerja bersama NASA selama hampir 30 tahun itu terus melihat perubahan besar dari badan penelitian luar angkasa terbaik di dunia milik Amerika Serikat itu.
Ia berharap dapat melihat perubahan lain atau melakukan sesuatu yang lain.
"Direktur pusat saya adalah seorang wanita, mantan kepala divisi saya adalah seorang wanita. Kami memiliki astronot wanita, tapi belum ada yang pergi ke bulan. Saya pikir, orang pertama yang pergi ke Mars harus perempuan," katanya.
Dilansir Newsweek, Selasa (17/4/2018), misi Apollo yang mendarat di Bulan terjadi sebelum NASA memutuskan untuk menerima astronot wanita.
Astronot wanita pertama NASA yang terbang ke luar angkasa adalah Sally Ride. Pada tahun 1983 ia berada di luar angkasa selama satu minggu.
Tanpa memandang jenis kelamin, tidak jelas kapan manusia pertama akan dikirim menginjakkan kaki di Mars.
Saat Obama menjabat sebagai Presiden AS, ia meminta NASA untuk fokus agar bisa mencapai Mars. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menekankan untuk kembali fokus ke bulan.
Di sisi lain, saat ini para ilmuwan NASA masih harus mengatasi tantangan besar bila ingin mengirimkan manusia ke Mars. Hal itu karena sangat sulit untuk melakukan soft landing di Mars.
Dari penelitian yang dilakukan ilmuwan terhadap permukaan planet merah sejauh ini, mereka menemukan bahwa sebuah pesawat ruang angkasa beratnya akan bertambah 20 kali lipat.
https://sains.kompas.com/read/2018/04/18/112100723/nasa-orang-pertama-yang-menginjakkan-kaki-di-mars-harus-wanita