Itu disampaikan dokter spesialis saraf, dr.Gea Pandhita, M.Kes, Sp.s.
"Dengan olahraga, sel saraf otak bertahan dari kerusakan," ujarnya ditemui dalam temu media yang digelar Rumah Sakit Pondok Indah, di Jakarta, Kamis (12/2018).
Olahraga meningkatkan produksi "brain derived neurotrophic factor" (BDNF) oleh inti sel saraf otak. Protein tersebut membuat neuron lebih terjaga, bertambah, dan lebih aktif, mendukung penerimaan rangsangan yang lebih baik.
Olahraga juga menyebabkan bidang organ hippocampus di otak lebih luas. Orang yang berolahraga cenderung punya hipocampus yang lebih besar, menguntungkan pengolahan informasi.
"Pasalnya fungsi bagian tersebut untuk menyimpan memori," kata Gea.
Lantas olahraga seperti apa yang dianjurkan? Tidak ada olahraga khusus, semua olahraga baik asalkan memenuhi syarat ini.
Gea mengatakan, olahraga mesti dilakukan teratur dengan kecepatan tetap. "Misalnya jalan atau berenang berarti ya harus stabil bukan naik turun keterpacuannya. Ini sekaligus bagus untuk memasok darah dari jantung ke tubuh dalam jumlah yang cukup," katanya.
"Yang terpenting, dilakukan 30 menit tiap kali olahraga. Seminggu minimal lima kali," kata Gea.
https://sains.kompas.com/read/2018/04/12/190154623/jadi-tua-tanpa-pelupa-olahraga-kuncinya