KOMPAS.com – Bisa dibilang bahwa Elon Musk merupakan salah satu pakar teknologi yang pesimis dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI).
Pada tahun lalu, CEO Space X dan Tesla ini, bersama 100 pakar AI, menandatangani surat terbuka yang meminta Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) untuk melarang teknologi robot pembunuh.
Kali ini, Musk kembali mengungkapkan kekhawatirannya tentang munculnya diktator abadi berkat riset kecerdasan buatan.
Dalam film dokumenter baru berjudul Do You Trust This Computer?, Musk mengatakan, kita dengan cepat bergerak menuju kecerdasan digital super yang jauh melebihi manusia. Aku kira ini sudah sangat jelas. Jika ada satu perusahaan atau satu kelompok orang yang bisa menciptakan kecerdasan digital super seperti Tuhan, mereka bisa mengambil alih dunia.
Kekhawatiran Musk sebenarnya bukan tanpa alasan.
Bayangkan bila ada sebuah jaringan jutaan komputer yang memiliki akses terhadap informasi semua manusia. Jaringan ini juga dapat membuat jutaan kalkulasi dalam sepersekian detik dan mengontrol ekonomi, serta sistem senjata di seluruh dunia. Tentu itu akan menjadi mimpi terburuk manusia.
Sebuah diktator robot juga memiliki satu keunggulan mengerikan dibandingkan diktator manusia, yaitu kemampuan untuk hidup selamanya.
Dilansir dari Live Science, Jumat (6/4/2018), Musk mengatakan, setidaknya kalau ada seorang diktator manusia, orang tersebut suatu saat akan mati. Tapi bagi AI tidak ada yang namanya kematian.
“Ia akan hidup selamanya, dan kita semua tidak akan pernah bisa lepas dari diktator yang abadi tersebut,” ujarnya.
https://sains.kompas.com/read/2018/04/07/200500923/elon-musk--riset-kecerdasan-buatan-bisa-ciptakan-diktator-yang-abadi