Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Temuan Awal: Milkshake Bisa Jadi Sebab Serangan Jantung

KOMPAS.com — Berita kematian akibat serangan jantung mendadak kerap menghiasi media massa kita. Namun, siapa sangka milkshake bisa menjadi salah satu penyebabnya.

Ya, minuman susu kocok yang mudah sekali ditemui itu menyimpan bahaya tersendiri bagi jantung Anda. Tentu ini memunculkan pertanyaan, bagaimana bisa milkshake berbahaya bagi tubuh?

Rupanya, meski seseorang yang sebelumnya diketahui tidak punya riwayat penyakit jantung, tapi ketika mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak sangat tinggi, sangat mungkin terjadi serangan jantung mendadak.

Bahkan, seketika itu (saat mengonsumsi makanan berlemak tinggi) pula, orang bisa meregang nyawa.

Mulanya, dugaan itu diperoleh lewat penelitian tentang milkshake yang dirilis dalam Jurnal Laboratory Investigastion pada Jumat (23/3/2018). Milkshake diketahui sebagai salah satu ragam makanan dan minuman yang kaya dengan lemak, bahkan cenderung berlebih.

Para peneliti menemukan adanya perubahan pembuluh darah dan bentuk sel darah merah sesaat setelah meminum milkshake. Ini tidak terlepas dari pengaruh lemak yang sangat tinggi dalam minuman tersebut.

Untuk diketahui, milkshake adalah minum kental yang terbuat dari susu, krim, dan es krim yang dikocok menjadi satu. Kandungan lemak di dalam segelas milkshake sekitar 80 gram, sedangkan kalorinya mencapai sekitar 1.000 kalori.

Untuk mendapat temuan tersebut, para peneliti merekrut 10 orang pria sehat. Mereka diminta meminum milkshake. Selanjutnya, darah para peserta diperiksa di laboratorium 4 jam sesudahnya.

Hasilnya, pembuluh darah para responden cenderung menegang atau menyempit. Anehnya, yang tak kalah mengagetkan, eritrosit (sel darah merah) yang seharusnya rata malah meruncing.

Para peneliti juga mengamati adanya peningkatan enzim myeloperoksidase pada pria-pria tersebut. Kadar enzim yang berlebih inilah yang membuat kekakuan pembuluh darah.

Akibatnya, jantung bekerja lebih keras. Ketika ini terjadi, serangan jantung pun tak terhindarkan.

Julia Brittain, salah satu peneliti sekaligus profesor biologi sel dan anatomi di Universitas Georgia berkata bahwa perubahan sel darah itu hanya sementara.

Dirangkum Live Science, Sabtu (31/3/2018), Brittain menegaskan, selama milkshake tidak dikonsumsi secara terus-menerus (termasuk makanan tinggi lemak lainnya), serangan jantung bisa dihindari.

Meski temuan ini cukup menjanjikan, para peneliti menyebut masih diperlukan beberapa penelitian lanjutan. Salah satunya kajian lanjutan untuk mengetahui pengaruh eritrosit yang merucing dan bahayanya terhadap kesehatan vaskular manusia.

Sebenarnya, hal tersebut telah terjawab dari penelitian terdahulu, yakni pada tikus.

Pada tikus yang digelontor makanan tinggi lemak, sel darah merahnya tidak bisa kembali pada bentuk semula. Hal ini menyebabkan respons imun pun berubah hingga memicu penyakit kardiovaskular.

Oleh karena itu, peneliti lantas merekomendasikan pembatasan asupan lemak supaya kita tidak rentan terkena serangan jantung.

Menurut The American Heart Association, konsumsi lemak yang dianjurkan dalam sehari yakni 20-35 persen dari total kalori harian.

https://sains.kompas.com/read/2018/04/01/173500923/temuan-awal-milkshake-bisa-jadi-sebab-serangan-jantung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke