Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bingungkan Astronom, Galaksi Ini Tak Punya Materi Gelap

KOMPAS.com - Penemuan galaksi baru di ruang angkasa telah beberapa kali dilakukan oleh para astronom. Tapi, galaksi yang baru ditemukan kali ini membingungkan mereka.

Pasalnya, galaksi yang baru saja ditemukan itu tidak mempunyai materi gelap.

Seperti yang telah lama diketahui, setiap galaksi selalu punya materi gelap. Materi gelap adalah materi misterius yang berlimpah tapi tidak memancarkan cahaya atau energi.

Hingga saat ini, belum banyak informasi tentang materi gelap dari galaksi. Tapi, hal tersebut telah dianggap sebagai bagian penting dari semua galaksi.

Tak hanya itu, menurut evolusi galaksi, materi gelap merupakan persyaratan untuk lahirnya sebuah galaksi baru.

Hal inilah yang membuat galaksi yang disebut NGC1052-DF2 itu membingungkan peneliti. Sebenarnya, galaksi berjarak 65 juta tahun cahaya tersebut punya ukuran fisik yang hampir sama dengan Bima Sakti.

Hanya saja, di galaksi tersebut punya bintang yang lebih sedikit.

Penemuan galaksi unik ini berawal dari citra menggunakan Dragonfly Telescope Array, yang sengaja dibuat untuk pencitraan obyek yang sangat redup.

"Penemuan galaksi tanpa materi gelap ini tidak terduga karena substansi misterius yang tidak terlihat itu (materi gelap) adalah yang paling dominan dari galaksi manapun," ungkap Pieter van Dokkum, penulis utama penemuan ini dikutip dari Science Alert, Rabu (28/03/2018).

"Selama beberapa dekade, kami berpikir bahwa galaksi memulai hidupnya sebagai gumpalan materi gelap. Setelah itu, terjadilah gas jatuh ke dalam lingkaran materi gelap, berubah menjadi bintang, dan perlahan-lahan terbentuk dan berakhir menjadi sebuah galaksi seperti Bima Sakti," imbuh van Dokkum.

Penemuan ini memiliki efek besar dalam penelitian terkait materi gelap. Karena meski tidak punya materi gelap, galaksi ini memiliki bintang.

Ini membuktikan bahwa materi gelap benar-benar ada di galaksi lain dan terpisah dengan materi baryonik (benda-benda angkasa yang bisa terlihat).

Tidak adanya materi gelap di galaksi tersebut benar-benar membuatnya berbeda dari galaksi lain.

"Ini seperti Anda mengambil (bahan) sebuah galaksi dan hanya punya lingkaran cahaya bintang dan gugusan bola, dan entah bagaimana lupa pada bahan lainnya," ujar van Dokkum.

"Tidak ada teori yang meramalkan jenis galaksi ini. Galaksi ini adalah misteri yang lengkap, karena segala sesuatunya aneh. Bagaimana itu bisa terbentuk benar-benar tidak diketahui," sambungnya.

Meski membingungkan para astronom, ada satu penjelasan paling masuk akal tentang galaksi ini.

Menurut laporan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, NGC1052-DF2 berada dalam gugus galaksi yang didominasi oleh galaksi elips yang sangat besar bernama NGC 1052. Ini bisa menjadi salah satu kemungkinan pembentukan galaksi itu.

Dalam laporan itu, diesbutkan bahwa galaksi yang lebih kecil bisa terbentuk dari gas yang runtuk ke arah pembentukan NGC 1052 tapi terpecah sebelum tiba di sana.

Selain itu, ada kemungkinan galaksi itu diciptakan dari gas yang dikeluarkan ketika ada dua galaksi lain bergabung.

Bisa jadi pula, ada peristiwa luar biasa yang menyapu semua gas dan materi gelap darinya.

Sayangnya, semua spekulasi itu belum terbukti mampu menjelaskan keanehan galaksi tersebut. Oleh karenanya, van Dokkum dan timnya kembali menggunakan teleskop Dragonfly untuk mencari galaksi yang serupa.

Harapannya, mereka bisa menyusun gambaran statistik dari galaksi aneh itu.

"Setiap galaksi yang kita tahu sebelumnya memiliki materi gelap, dan mereka semua masuk dalam kategorii mirip seperti galaksi spiral atau elips," kata van Dokkum.

"Tapi apa yang akan Anda dapatkan jika tidak ada materi gelap sama sekali? Mungkin ini yang akan terjadi," tutupnya.

https://sains.kompas.com/read/2018/03/30/200600023/bingungkan-astronom-galaksi-ini-tak-punya-materi-gelap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke