KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir kita mendapat kabar duka dengan meninggalnya Sudan, badak putih jantan terakhir di dunia. Hal ini berarti, hewan tersebut mengalami ancaman kepunahan yang nyata.
Namun, siapa sangka berita ancaman kepunahan tak berhenti sampai disitu saja. Kini, paus sikat Atlantik utara atau yang kerap disebut paus balin juga mengalaminya.
Hal ini ditegaskan setelah tahun ini tak ada kelahiran dari mamalia laut itu. Para peneliti menyebut bahwa mereka belum melihat bayi paus balin yang lahir di daerah calving di lepas pantai Florida dan Georgia.
Padahal, empat bulan musim dingin hewan ini (yang juga merupakan musim melahirkan), berakhir pada bulan Maret.
Menurut Barb Zoodman, petugas program pemulihan paus di Badan Taman Laut dan Perikanan Nasional, mengatakan bahwa pada umumnya, induk dan anak hewan laut besar itu akan tinggal di wilayah tersebut hingga pertengah April.
"Saya berharap ini hanya tren sementara," kata Zoodman dikutip dari CNN, Selasa (27/03/2018).
"Tapi, saya pernah melihat tren sementara sebelumnya. Apa yang aku lihat dan dengar berbeda dengan sekarang, ini membuatku khawatir," imbuhnya.
Tak ada anak paus balin yang lahir dari jenis ini merupakan kabar buruk. Pasalnya, menurut badan perikanan tersebut, hanya tersisa 450 ekor paus jenis ini yang tersisa di dunia.
Apalagi, tahun lalu, jumlah paus balin yang mati melonjak hingga 17 ekor. Hal ini dilaporkan oleh Clay George, ahli biologi margasatwa senior di Departemen Sumber Daya Alam Georgia dalam buletin bulanan departemen tersebut.
Dengan kata lain, kurangnya kelahiran paus sikat Atlantik Utara dan meningkatnya jumlah kematian itu merupakan kombinasi yang buruk.
Paus balin memang diketahui telah lama mengalami tahun-tahun buruk tentang kelahiran. Dalam laporan George pada 2000, hanya ada satu ekor anak paus yang terlihat.
Meski pada tahun berikutnya, peneliti melihat 31 anak paus balin di wilayah tersebut.
"Aku terus berpikir, kapan kita melihat kelahiran (paus balin) yang luar biasa?," ujar George dalam laporannya.
Penyebabnya...
Zoodman dan George sepakat bahwa jumlah kelahiran paus balin dalam lima tahun terakhir memang di bawah rata-rata. Banyak alasan yang menyebabkan sedikitnya kelahiran paus balin ini.
Para peneliti memperkirakan bahwa salah satunya jumlah betina yang kurang dari 100 ekor di Atlantik Utara. Selain itu, lebih sedikit paus yang terlihat di tempat makan tradisioanlnya, lepas pantai New England dan Kanada.
Jumlah yang seikit ini mungkin dipengaruhi oleh pemanasan laut. Pemanasan suhu laut mempengaruhi jumlah mangsa dari paus balin tersebut.
Zoodman juga menyebut, paus betina juga banyak yang mati terlalu muda.
"Paus kepala busur (kerabat dekat paus balin) mampu hidup
hingga usia 200 tahun," kata Zoodman.
"(Tapi) kebanyakan paus sikat Atlantik Utara betina mati pada usia 30-1n," tambahnya.
Sebenarnya, paus sikat Atlantik Utara telah masuk dalam daftar terancam punah sejak tahun 1970. Alasan paling kuat adalah perburuan hewan ini.
Paus balin diburu hingga hampir punah pada akhir abad ke-19 oleh para pemburu komersial.
Meski perburuan tersebut saat ini bukan lagi ancaman, tapi jumlah paus balin terus menurun. Kebanyakan mereka mati akibat terjerat jaring nelayan secara tak sengaja hingga ditabrak kapal.
https://sains.kompas.com/read/2018/03/28/180900523/tak-ada-kelahiran-tahun-ini-paus-balin-terancam-punah-