Temuan ini disebut-sebut sebagai fosil singa raksasa, karena ukurannya jauh lebih besar dari singa yang hidup di Afrika.
Ilmuwan menduga, singa ini hidup selama periode Pleistocene Tengah sampai Pleistocene Akhir, atau pada zaman es.
Dalam laporan yang diterbitkan di Journal of Paleontology, peneliti membandingkan panjang fosil tengkorak parsial dengan singa modern dari afrika. Hasilnya menunjukkan fosil tengkorak singa lebih panjang 20 persen.
"Tengkorak singa modern rata-rata 10,5 inci (26,67 sentimeter) sampai 12 inci (30,48 sentimeter). Sedangkan panjang tengkorak fosil singa ini hampir mencapai 15 inci (38,1 sentimeter). Tengkorak fosil ini jauh lebih panjang dari singa terbesar yang pernah saya ukur," kata Lars Werdelin, profesor paleobiologi dari Museum Sejarah Alam Swedia di Stockholm, kapada Newsweek.
Diwartakan Newsweek, Senin (26/3/2018), Werdelin berpikir fosil tersebut tidak termasuk bagian populasi singa yang dikenal di Afrika.
"Ukurannya sangat luar biasa. Tengkoraknya jauh lebih besar dari singa Afrika yang hidup atau dibanding fosil dari populasi singa Afrika," imbuhnya.
Hingga saat ini Werdelin masih melakukan pengukuran tengkorak. Ia belum dapat memastikan berapa tinggi singa purba ini.
Peneliti menduga, singa purba dapat berukuran besar karena pola makannya.
Megafauna, hewan besar dengan berat mencapai 100 pound atau lebih, hidup jauh di era Pleistocene.
Di masa itu, banyak sekali hewan yang juga berukuran raksasa. Salah satunya kerbau raksasa, yang disebut Syncerus antiquus. "Mungkin hal yang sama juga terjadi pada singa raksasa ini," tulis para penulis dalam laporannya.
https://sains.kompas.com/read/2018/03/27/130100723/fosil-ini-buktikan-ada-singa-purba-berukuran-raksasa