Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tertangkap Kamera, Paus Pembunuh Menenggelamkan Bayi Spesiesnya

KOMPAS.com - Pertarungan hewan merupakan hal yang biasa terjadi di alam liar. Biasanya, para hewan bertarung untuk memangsa, mempertahankan diri, hingga berebut kekuasaan.

Umumnya, oara hewan yang bertarung itu sesama hewan yang telah dewasa. Tapi pemandangan berbeda ditemukan oleh para peneliti Kanada.

Para peneliti tersebut mendokumentasikan seekor paus pembunuh yang menenggelamkan dan membunuh bayi dari spesies yang sama.

Peristiwa ini terjadi pada 2 Desember 2016 di lepas pantai Pulau Van couver, British Columbia, Kanada. Selanjutnya, penampakan tersebut dipublikasikan dalam jurnal Scientific Report baru-baru ini.

Mulanya, para peneliti sedang melakukan ekspedisi penelitian ketika tiba-tiba terdeteksi suara aneh di mikrofon bawah laut kapal mereka. Suara tersebut adalah peringatan adanya paus pembunuh atau orcas di sekitar kapal mereka.

Setelah menemukan paus pembunuh yang bertanggung jawab atas suara tadi, para peneliti melihat beberapa percikan air yang menandai bahwa hewan tersebut sedang berburu.

Namun, para peneliti menyadari sebuah keanehan. Mereka mendapati bahwa anak atau bayi orcas dalam kelompok tersebut tidak kembali muncul ke permukaan laut.

"Kemudian seekor orcas jantan, yang tidak berhubungan dengan induk bayi paus pembunuh tersebut, berenang melewati kapal dengan bayi itu menggantung di mulutnya. Saat itu kamu benar-benar merasa ngeri dan terpesona," ungkap Jared Towers, peneliti mamalia laut dari Fisheries and Oceans Canada dikutip dari Newsweek, Kamis (22/03/2018).

Induk bayi paus pembunuh tersebut dan kawanannya yang mungkin panik mengejar pejantan itu. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan bayi orcas itu.

Sayangnya, pejantan tersebut dibantu induk pejantan hingga berhasil menangkis serangan induk bayi itu.

Para peneliti berusaha mengabadikan peristiwa itu. Mereka berhasil merekam bagaimana pengejaran tersebut berakhir dengan induk bayi orcas memuluk penjantan itu dengan keras menggunakan siripnya.

Sang bayi paus pemunuh itu sendiri tidak bisa diselamatkan dan mati.

Ini merupakan pertama kalinya paus pembunuh teramati membunuh bayi dari spesiesnya sendiri. Meski dalam berbagai penelitian, pembunuhan bayi sudah biasa pada hewan lain, tapi pada paus pembunuh ini pertama kalinya diketahui.

"Di antara mamalia darat, sebagian besar dilaporkan pada primata, karnivora, dan hewan pengerat," tulis laporan penelitian tersebut.

"Namun, bukti meyakinkan untuk pembunhan cetacea (kelompok hewan laut yang terdiri dari paus, lumba-lumba, dan pari) hanya terjadi pada tiga spesies lumba-lumba," sambungnya.

Alasannya...

Melihat bayi paus pembunuh tersebut tidak dimakan setelah mati, ini menunjukkan adanya motif lain dari pembunuhan tersebut. Para peneliti menyatakan bahwa ini mungkin contoh dari apa yang disebut "perilaku pemilihan seksual".

Dengan kata lain, pejantan tersebut membunuh bayi orcas untuk kawin dengan induknya.

"Pada mamalia lain, kita tahu bahwa dalam banyak kasus, pejantan membunuh bayi spesies mereka untuk memaksa induknya menjadi subuh lebih cepat," kata Towers.

Dalam kasus ini, induk pejantan membantunya untuk menenggelamkan bayi itu.

"Induk paus pembunuh terkenal karena membantu anak-anak mereka yang sudah dewasa dengan berbagi makanan dan memimpin mereka, bahkan mungkin memberi kesempatan pada anaknya (pejantan dewasa) untuk kawin," imbuh Towers.

https://sains.kompas.com/read/2018/03/26/173500523/tertangkap-kamera-paus-pembunuh-menenggelamkan-bayi-spesiesnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bukan Pohon, Inilah Produsen Oksigen Terbesar di Bumi

Bukan Pohon, Inilah Produsen Oksigen Terbesar di Bumi

Oh Begitu
5 Sayuran Berwarna Kuning yang Sangat Sehat

5 Sayuran Berwarna Kuning yang Sangat Sehat

Oh Begitu
Seperti Apa Fosil Laba-laba Terbesar yang Ditemukan di Australia?

Seperti Apa Fosil Laba-laba Terbesar yang Ditemukan di Australia?

Fenomena
Apa yang Membuat Madu Tidak Bisa Membusuk?

Apa yang Membuat Madu Tidak Bisa Membusuk?

Oh Begitu
Mengapa Lidah Jerapah Berwarna Biru?

Mengapa Lidah Jerapah Berwarna Biru?

Oh Begitu
Fakta-fakta Stasiun Luar Angkasa Internasional, 'Rumah' Para Astronaut

Fakta-fakta Stasiun Luar Angkasa Internasional, "Rumah" Para Astronaut

Oh Begitu
10 Makanan Tinggi Vitamin A yang Baik untuk Mata

10 Makanan Tinggi Vitamin A yang Baik untuk Mata

Oh Begitu
Mengapa Buah dan Sayur Berwarna Ungu Sangat Sehat?

Mengapa Buah dan Sayur Berwarna Ungu Sangat Sehat?

Oh Begitu
Berapa Lama Bintang Hidup?

Berapa Lama Bintang Hidup?

Oh Begitu
Manfaat Bit untuk Kesehatan yang Sayang Dilewatkan

Manfaat Bit untuk Kesehatan yang Sayang Dilewatkan

Kita
Virus Baru Ditemukan di Tempat Terdalam di Dunia

Virus Baru Ditemukan di Tempat Terdalam di Dunia

Oh Begitu
Bagaimana Cara Membuat Margarin Bebas Lemak Trans?

Bagaimana Cara Membuat Margarin Bebas Lemak Trans?

Oh Begitu
Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Oh Begitu
Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Kita
Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke