Ia adalah Jack Hogan, orang pertama yang menerima terapi gen untuk menyembuhkannya dari kebutaan sejak lahir.
Terapi gen bernama Luxturna dari Therepeutics Spark ini sudah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk mengobati penyakit yang diwariskan dari keluarga.
Menurut para ilmuwan, gangguan penglihatan karena genetik disebut juga Leber Congenital Amaurosis (LCA). LCA disebabkan oleh kerusakan gen yang disebut RPE65.
Keberhasilan ini menandai dimulainya era baru dalam dunia kedokteran, di mana kondisi genetik dapat diatasi dengan bantuan teknologi biomedis modern.
Hogan menjalani terapi gen di Rumah Sakit Mata dan Telinga Massachusetts, AS.
Operasi terapi gen berlangsung tak sampai satu jam. Selama perawatan, dokter membuat sayatan kecil pada bagian putih mata dan menyuntikkan virus yang telah dimodifikasi dan mengandung gen RPE65 yang sudah dikoreksi langsung ke jaringan retina.
Dalam banyak kasus, LCA mulai terjadi saat masih balita dan terus menurun seiring berjalannya waktu. Beberapa pasien LCA ada yang dapat melihat di siang hari dan tidak dapat melihat saat malam.
Dengan menyuntikkan virus yang telah dimodifikasi dan mengandung RPE65, akan membantu menghasilkan enzim dalam menangkap cahaya dan memulihkan penglihatan.
Diwartakan Gizmodo, Rabu (21/3/2018), tim dokter baru melakukan operasi untuk mata kiri Hogan. Sedang, mata kanannya direncanakan akan dioperasi minggu depan.
Hingga saat ini, dokter belum dapat memberi ahu apakah pengobatan yang dilakun mereka berhasil.
"Sejauh ini prosedurnya berjalan sesuai rencana," ujar Dr. Jason Comander yang menangani operasi Hogan.
Berapa harga perawatan ini?
Terapi gen Luxturna telah disetujui FDA untuk mengobati kebutaan langka dan turunan sejak Desember 2017.
Ini merupakan pengobatan dengan biaya termahal di AS. Biayanya mencapai Rp 5,8 milyar untuk satu mata.
Biaya pengobatan ini memang sangat mahal. Namun, menurut uji klinis pasien dapat melihat dengan normal setelah terapi gen dilakukan.
https://sains.kompas.com/read/2018/03/22/190300323/pertama-di-dunia-bocah-ini-tak-lagi-buta-setelah-lakukan-terapi-gen