Keduanya menderita degenerasi makula berat, yakni penurunan penglihatan sentral atau kemampuan melihat hal lurus yang ada di depan.
Menurut National Eye Institu, degenerasi manula umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun. Penglihatan sentral umumnya digunakan untuk mengemudi atau membaca.
Keduanya mendapat pengobatan sel induk eksperimental untuk memperbaiki penglihatannya di Moorfields Eye Hospital, Inggris. Ini adalah pengobatan terbaru untuk mengatasi degenerasi makula.
Dalam laporan yang diterbitkan di jurnal Nature Biotechnology, Senin (19/3/2018), para peneliti fokus pada laposan sel di belakang makula yang disebut epitel pigmen retina.
Epitel pigmen retina adalah tempat yang menyediakan makanan untuk sel-sel mata tertentu dan terlibat dalam perkembangan degenerasi makula.
Para ahli menggunakan sel induk untuk membuat tambalan pada epitel pigmen retina.
Mereka memulai dengan sel induk embrionik yang dapat menjadi berbagai sel di dalam tubuh dan membuat sel-sel ini berubah menjadi sel-sel epitel pigmen retina.
Tambalan baru yang sudah jadi kemudian diinjeksikan ke mata pasien.
Setahun setelah Waters dan pasien wanita lansia menerima tambalan, keadaan penglihatan mereka meningkat.
"Sekarang saya bisa membaca koran," ujar Waters, dilansir BBC (19/3/2018).
"Penelitian ini mewakili kemajuan pengobatan regeneratif yang nyata," kata Profesor Pete Coffey, dari UCL Institute of Ophthalmology.
Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut tentang keamanan perawatan ini.
Ada kekhawatiran sel yang ditransplantasikan menjadi kanker, meski belum ada tanda-tanda itu sejauh ini.
Saat ini, pengobatan hanya untuk degenerasi makula basah, yakni makula rusak karena pertumbuhan pembuluh darah abnormal.
Peneliti berharap metode ini juga bisa digunakan untuk membantu pasien degenerasi makula yang kering, yang terjadi karena sel-sel di makula berangsur-angsur rusak.
https://sains.kompas.com/read/2018/03/21/183100923/sembuh-dari-penyakit-degenerasi-makula-bukan-mimpi-ini-buktinya