Mereka menyebut, jumlah sperma yang sedikit berhubungan dengan massa tulang yang lebih rendah, peningkatan risiko kardiovaskular, dan perubahan metabolisme.
Secara umum, jumlah sperma pria adalah penanda kesehatan secara menyeluruh.
Penting diingat, penelitian ini hanya menunjukkan korelasi antara jumlah sperma dan kesehatan dan tidak membuktikan hubungan sebab akibat antara keduanya.
Peneliti asal Universitas Brescia dan Universitas Padova, Italia, meneliti 5.177 pria asal Italia.
Separuh dari pria yang diteliti memiliki jumlah sperma yang sedikit. Kurang dari 39 juta spermatozoa per ejakulasi.
"Mereka (pria dengan jumlah sperma sedikit) 20 persen lebih mungkin memiliki lemak tubuh yang lebih besar, tekanan darah yang lebih tinggi, punya lebih banyak kolesterol jahat dan trigliserida (jenis lain lemak yang ditanggung darah), dan kekurangan kolesterol baik," kata peneliti dalam presentasinya dilansir IFL Science, Senin (19/3/2018).
Pria dengan jumlah sperma sedikit juga berisiko mengalami sindrom metabolik yang lebih tinggi. Sindrom metabolik mengacu pada kombinasi diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas.
Hal ini memicu stroke, penyakit jantung koroner, dan kondisi lainnya di kemudian hari.
Peneliti juga menemukan pria dengan kondisi semacam ini menunjukkan indikasi resistensi insulin. Ini adalah tanda-tanda awal munculnya diabetes.
"Mereka punya risiko lebih tinggi memiliki kadar testosteron rendah. Pria yang kadar testosteronnya rendah lebih mungkin memiliki massa tulang yang lebih rendah sehingga memicu tulang mudah patah," sambung peneliti.
Singkatnya, jumlah sperma yang sedikit adalah cermin dari kondisi kesehatan yang mengkhawatirkan.
"Tetapi ingat, jumlah sperma yang sedikit bukan berarti Anda memiliki semua masalah kesehatan yang telah disebutkan. Penelitian ini ingin menunjukkan saat jumlah sperma Anda rendah, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan kesehatan," ujar peneliti.
https://sains.kompas.com/read/2018/03/20/183600123/jumlah-sperma-pria-mencerminkan-kondisi-kesehatan