KOMPAS.com – Masih ingat dengan "Surat untuk Kemanusiaan"? Surat yang pertama kali dirilis pada November 2018 dan awalnya ditandatangani oleh 15.000 ilmuwan dari 184 negara tersebut sedang menjadi bahan pembicaraan.
Surat tersebut kini telah ditandatangani oleh 20.000 ilmuwan dan kini disebut sebagai salah satu riset paling didiskusikan dalam sejarah. Penerbitnya bahkan mengklaim bahwa surat tersebut memengaruhi para pembuat kebijakan di seluruh dunia.
Sebetulnya, surat ini merupakan pembaharuan dari surat serupa yang diterbitkan oleh 1.700 anggota Persatuan Ilmuwan yang Prihatin pada 1992.
Dalam surat pertama, para ilmuwan berkata bahwa manusia sedang menghancurkan rumahnya sendiri dan akan mengalami berbagai bencana, seperti polusi, penipisan ozon, penurunan produktvitas, penggundulan hutan, kepunahan berbagai spesies, dan perubahan iklim.
Kini, prediksi tersebut menjadi kenyataan. Bahkan, selain lubang ozon, semua masalah yang disebutkan di atas menjadi lebih buruk dari 26 tahun yang lalu.
Oleh karena itu, para ilmuwan pun memutuskan untuk menulis surat kedua yang mengajak ilmuwan lainnya, pakar ekonomi, dan pemegang kebijakan untuk mengubah fokus dari mendorong pertumbuhan menjadi menjaga kelangsungan planet bumi.
“Ada batas lingkungan yang kritis dari pertumbuhan ekonomi yang bergantung pada sumber daya,” tulis mereka.
Untungnya, permintaan para peneliti didengarkan. Di samping klaim penerbit bahwa surat ini adalah riset yang paling dibicarakan keenam dalam sejarah, surat untuk kemanusiaan ini telah menjadi bagian dari pidato parlemen Israel dan Kanada.
https://sains.kompas.com/read/2018/03/17/100700723/20.000-ilmuwan-tandatangani-surat-untuk-kemanusiaan