KOMPAS.com - Tim peneliti dari beberapa universitas di Kanada, Inggris dan Afrika Selatan tidak bisa mengungkapkan kegembiraan mereka saat menemukan berlian dari dalam perut bumi yang mengandung mineral langka di tambang Cullinan, Afrika Selatan.
Mineral di dalam berlian asal Afrika tersebut adalah kalsium silikat perovskit (CaSiO3), yang tanpa pelapis luar sekuat berlian tidak bisa distabilkan di atas permukaan bumi.
Para peneliti memperkirakan bahwa jumlah kandungan mineral ini adalah yang keempat terbanyak di bumi. Akan tetapi saat berada di permukaan tanah, tekanan dan ikatan karbon mineral ini berubah.
Selain itu, lokasinya yang jauh di bawah permukaan bumi membuatnya sulit untuk dilihat.
"Kebanyakan ilmuwan akan mengatakan bahwa Anda tidak akan pernah menemukannya di permukaan bumi," kata Graham Pearson, profesor dari Unversitas Alberta yang turut berpartisipasi dalam penelitian.
Namun, nyatanya para peneliti menemukan berlian ini sekitar satu kilometer di bawah permukaan tanah, meskipun Pearson berkata bahwa lokasi asal berlian tersebut sebetulnya lebih dalam lagi, yakni lebih dari 643 kilometer di bawah permukaan tanah.
Pada kedalaman tersebut, berlian ini mampu menahan tekanan 240.000 atmosfer bumi.
"Silikat dan karbon ini awalnya ada di permukaan bumi dalam bentuk kerak laut, tetapi pengaruh pergerakan lempeng bumi membuatnya berada di bawah permukaan bumi dan mengubahnya fase mineral tekanan yang lebih tinggi," kata Pearson, dikutip dari National Geographic, Kamis (8/3/2018).
Menyusul kesuksesan ini, Pearson berkata bahwa tim peneliti berencana untuk terus menambang berlian sekaligus mempelajari berlian yang baru ditemukan. Berdasarkan perkiraan peneliti, berlian ini bisa berusia sangat muda hingga satu miliar tahun.
https://sains.kompas.com/read/2018/03/16/080700823/berlian-berisi-mineral-langka-ditemukan-di-afrika-begini-rupanya