Betul bahwa air putih penting bagi kesehatan ginjal. Namun menurut Aida Lydia, Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia, tidak benar bahwa penderita penyakit ginjal harus minum air sebanyak mungkin.
Dia mengatakan, pada stadium lanjut, penderita penyakit ginjal justru harus membatasi konsumsi air. Itu karenan kemampuan ginjal menyaring sangat terbatas sehingga cairan terakumulasi.
“Penumpukan bisa di paru-paru. Pasien bisa jadi sesak napas. Cairannya bisa terakumulasi tumpukannya di jaringan lain. Kaki jadi bengkak,” ujar Aida ditemui dalam acara Konferensi Pers Peringatan Hari Ginjal Sedunia, pada Rabu (7/3/2018) di Jakarta.
Aida mengatakan bahwa, kebutuhan cairan yang diperlukan pasien gagal ginjal bergantung pada stadiumnya. Hal itu bisa dikonsultasikan dengan dokter. “Jadi, tida bisa digeneralisasi sama semua. Ini bergantung pada seberapa parah gagal ginjal orang tersebut,” ujar Aida.
Untuk kenaikan stadium keparahan fungsi ginjal, kata Aida, tidak bisa diprediksi waktunya. Ia menekankan, waktu peningkatan stadium penurunan fungsi ginjal bukan soal penghitungan matematis. Level penurunan fungsi ginjal didasarkan pada laju filtrasi glomerulus.
Stadium penurunan fungsi ginjal, kata Aida ada lima. Stadium pertama ditunjukkan dengan laju filtrasi glomerulus di angka lebih dari 90 ml/min/1.73 m2. Pada stadium ini ginjal masih bekerja seperti biasa namun tanda kerusakan ginjal sudah tampak. Gagal ginjal kronis terjadi ketika penurunan laju filtrasi glomerulus berada di angka kurang dari 15 ml/min/1,73 m2.
https://sains.kompas.com/read/2018/03/15/195144923/jangan-salah-kaprah-air-berlebih-justru-bahaya-bagi-penderita-ginjal