Dwikorita menjelaskan, musim kemarau tidak berlangsung serempak karena Indonesia punya tiga pola hujan.
Ketiga pola itu adalah monsunal, lokal, dan ekuatorial. Pola ini dikaji para ahli berdasar data historis curah hujan selama 30 tahun.
Wilayah dengan tipe hujan monsunal mempunya satu puncak hujan dalam satu satu tahun. Puncak hujan daerah ini biasanya berlangsung pada bulan Desember-Januari.
Daerah dengan tipe hujan ekuatorial memiliki dua puncak musim hujan dalam satu tahun, puncak musim hujan pertama pada bulan Maret dan puncak musim kedua November.
Sedangkan tipe lokal mempunyai satu puncak musim hujan yang periodenya berkebalikan dari pola monsunal, yaitu pada bulan Agustus.
Musim Kemarau 2018 Tidak Datang Serempak, NTT Paling Awal
"Dari Juni hingga Juli, kemarau meluas. Curah hujan sangat rendah bahkan hanya 20 mm per bulan. Semakin kering," katanya.
Kendati pada bulan Juni zona daerah yang terkena musim kemarau meningkat, Papua Barat bagian utara masih memiliki curah hujan tinggi.
Dwikorita menjelaskan, musim kemarau tidak berlangsung serempak karena Indonesia punya tiga pola hujan.
Ketiga pola itu adalah monsunal, lokal, dan ekuatorial. Pola ini dikaji para ahli berdasar data historis curah hujan selama 30 tahun.
Wilayah dengan tipe hujan monsunal mempunya satu puncak hujan dalam satu satu tahun. Puncak hujan daerah ini biasanya berlangsung pada bulan Desember-Januari.
Daerah dengan tipe hujan ekuatorial memiliki dua puncak musim hujan dalam satu tahun, puncak musim hujan pertama pada bulan Maret dan puncak musim kedua November.
Sedangkan tipe lokal mempunyai satu puncak musim hujan yang periodenya berkebalikan dari pola monsunal, yaitu pada bulan Agustus.