KOMPAS.com — Semasa hidupnya, Stephen Hawking yang meninggal pada 14 Maret 2018 pernah mengungkapkan beberapa prediksi tentang nasib manusia dan bumi yang kontroversial.
Berikut adalah tiga di antaranya:
1. Bersaing dengan kecerdasan buatan
Pada saat ini, kita sudah mulai mengkhawatirkan mengenai persaingan antara kecerdasan buatan dan manusia. Otomatisasi oleh robot saja telah menggusur posisi manusia di beberapa ruang kerja.
Hawking pun punya kekhawatiran yang sama, tetapi lebih jauh dari sekadar menyusutnya lapangan pekerjaan bagi manusia.
Dilansir dari Wired pada Oktober lalu, Hawking mengatakan, "Aku khawatir AI (kecerdasan buatan) akan bisa menggantikan manusia sepenuhnya. Jika manusia merancang komputer dengan virus, suatu saat nanti seseorang akan merancang AI yang bisa meningkatkan dan mereplikasi dirinya sendiri. AI ini akan menjadi bentuk kehidupan baru yang mengalahkan manusia."
Oleh karena itulah, Hawking dan para pakar AI, serta pengusaha teknologi seperti Elon Musk, menandatangani sebuah surat terbuka pada 2015 yang meminta dilaksanakannya penelitian mengenai dampak kecerdasan buatan terhadap masyarakat, termasuk pencegahan masalah dan cara mengambil manfaat kecerdasan buatan bagi manusia.
2. Bumi yang mendidih
Menyusul keputusan Donald Trump untuk mengeluarkan Amerika Serikat dari persetujuaan Paris tentang perubahan iklim, Hawking angkat bicara.
“Kita sudah sangat dekat dengan titik di mana pemanasan global tidak bisa diperbaiki lagi. Tindakan Trump bisa medorong Bumi keluar batasnya dan menjadi seperti Venus, di mana temperatur 250 derajat celsius dan hujan asam sulfur adalah kejadian sehari-hari,” katanya dikutip BBC News.
3. Meninggalkan Bumi
Salah satu gagasan Hawking yang paling kontroversial adalah adanya batas waktu bagi manusia di Bumi. Menurut dia, kunci bagi keselamatan Bumi di masa depan adalah membangun koloni di ruang angkasa.
Dalam dokumentasi milik BBC, Stephen Hawking: Expedition New Earth, Hawking dikutip mengatakan, walaupun kemungkinan bencana di Bumi dalam satu tahun sangat rendah, kemungkinan ini terus bertambah dan menjadi hampir pasti terjadi dalam 1.000 atau 10.000 tahun.
“Kita harus ke luar angkasa untuk masa depan kemanusiaan. Aku rasa kita tidak akan bisa selamat 1.000 tahun lagi bila tidak keluar dari planet kita yang rentan ini,” katanya.
Terakhir, pada Mei 2017, Hawking bahkan memajukan batas waktu manusia meninggalkan Bumi dan mencari rumah baru menjadi 100 tahun lagi.
https://sains.kompas.com/read/2018/03/14/152222623/3-prediksi-stephen-hawking-tentang-nasib-manusia-dan-bumi